[PORTAL-ISLAM.ID] Syaikh Yusuf al-Qaradawi (يوسف القرضاوي), tahun 2015 menulis:
"Sungguh yang paling aku takutkan terjadi pada gerakan Islam hari ini, adalah:
1. Upaya penyempitan ruang kritis berpikir anggotanya;
2. Menutup jendela-jendela tajdid (pembaruan) dan ijtihad,
3. Berpuas hati hanya pada satu warna pemikiran saja.
Sama sekali tidak mau menerima pandangan lain yang dianggap menyimpang dari perencanaan target-target perjuangan, atau dalam penentuan wasilah-wasilah perjuangan, atau pemetaan fase-fase perjuangan, atau dalam menilai peristiwa dan situasi kondisi, atau dalam mengukur kemampuan potensi kader dan tokoh, dan hal-hal lain yang sebenarnya semua itu masuk ke dalam ranah ijtihad manusia. Lumrahnya ijtihad manusia tentu harus berkembang, dinamis sesuai dengan perubahan zaman, tempat dan berbagai dinamika dan keadaan.
Baca Juga
- Info terbaru AS sudah siapkan 6 pesawat pembom siluman B-2 untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
Puncak dari itu semua, yang terjadi kemudian:
1. Gerakan Islam tersebut telah dengan sengaja mengeleminasi buah-buah pikiran baik yang lahir dari otak-otak besar anggotanya. Sehingga menjadi stagnan dan mandul, sebagaimana yang terjadi pada ilmu fiqh dan kesusastraan pada masa-masa taqlid;
2. Akhirnya gerakan Islam mengurung diri, berputus asa dari kerja-kerja produktif untuk Islam. Atau kalau tidak, akhirnya mereka bergerak sendiri tanpa melibatkan anggotanya. Gerakan yang sia-sia, tanpa mendapatkan manfaat apa-apa. Lebih parahnya lagi, mereka malah bersinergi dengan kelompok lain, yang tidak jelas, sehingga hasilnya pun tidak karuan."