Para Da'i di Wamena Memilih Bertahan, Apapun Yang Terjadi Tak Akan Tinggalkan Medan Dakwah
Kami Memilih Bertahan Untuk Berdawkah
Oleh: Ustadz Muallimin
(Ketua DPW Hidayatullah Papua)
Kami bukan tak mau pulang. Bukan pula kami tidak ketakutan jauh dari orang tua. Setiap hari hati kami gemetar melihat keadaan yang semakin hari tambah menakutkan. Bukan kami tdk sayang orang tua ataupun sahabat yg selalu menelpon meminta kami pulang dan beranjak dari tempat ini.
Tapi kami memikirkan Islam yg bertahun-tahun dibangun dan dijuangkan ditempat ini. Anak2 santri yg masih menjadi mutiara emas untuk Agama Islam. Jika kami harus pulang maka segala usaha itu kembali ke Nol. Masyarakat dan juga anak2 kembali menjadi manusia awam yg tdk lagi tahu apa itu keharmonisan. Islam yg sudah dibangun dengan darah dan bahkan nyawa tdk mampu kami tinggalkan begitu saja.
Ku tahu, semua orang khawatir atas kondisi kami di tempat ini. Ku tahu, mereka bilang kami tdk takut mati karena menyangka egois dan naif.
Tapi inilah keadaannya, kami masih berat meninggalkan Islam ditempat Pondok Pesantren Al-Istiqomah Walesi Wamena. Kami sejujurnya ingin sekali berada di dekat orang tua, hidup tentram dan damai. Tdk berdesakan dengan ribuan manusia dan juga jauh dari ketakutan karena suara tembakan dimana2. Tapi kami juga tdk mampu menahan sakitnya meninggalkan anak2 polos yg baru mengenal Islam.
Mereka selalu bilang, "Ustadzah dan Ustadz jangan pulang, klo guru2 pulang kami akan kemana??. Pasti kami akan tinggalkan shalat dan buka aurat". Apa hendak yg akan kami lakukan jika manusia yg tdk berdosa selalu mengambil tangan kami dan memohon agar kami tdk meninggalkan tempat ini.
Bahkan masyarakat pun ikut memotivasi kami.
"Ustadzah jika pulang, maka Islam ini akan ikut hilang. Kami siap menjaga ustadzah dan Ustad serta guru2 lainnya asalkan tdk meninggalkan tempat ini. Kami yg akan menjadi manusia terdepan manakala ada serangan dari luar sebelum ke Guru2."
Hatiku hancur dan kata2 itu menjadi pukulan berat bagiku untk meninggalkan tempat ini. 😭😭😭 bukan penguasa dan bahkan tangan2 orang besar yg menjamin kami tapi mereka orang2 kecil yg juga takut kehilangan nyawanya namun rela korban siang dan malam menjaga kami agar tetap bertahan ditempat ini.
(Ponpes Al-Istiqomah Walesi Wamena)
Lantas, kami harus berbuat apa saat kondisi justru memaksa kami tetap berjuang mempertahankan Agama Islam. Bendera Jihad itu terlalu kuat untuk ditinggalkan dan menjadi yakin ada bala tentara Allah yg akan membantu kami. Yg akan menjadikan kami tenang dan aman. Hanya kenyakinan itu yg membuat kami kuat dan tetap bertahan ditempat ini. Duri sudah biasa kami pijaki namun saat ini malah api yg menguji kami. Namun tdk ada yg mustahil bagiNya.
Hanyalah kepada Allah kami yakinkan diri bahwa kami akan baik2 sja. Dan bagi keluarga maupun saudara saat ini kami hanya butuh doa dan dukungan agar kami tdk kehilangan harapan dan kenyakinan.
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ