Virus Corona, Singapura dan Indonesia


Virus Corona, Singapura Dan Indonesia

Oleh: Dr. Syahganda Nainggolan

Orchard Road, Kampung Bugis, dan Little India merupakan kenangan indah bagi puluhan juta pelancong Indonesia yang pernah menikmati tamasya ke Singapura. Para penjudi kita lebih mengenang lagi casino di Sentosa Island. Bahkan, konon ada seorang mantan pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) masih  menyimpan uangnya Rp 600 Miliar di Kasino itu.

Bagi pengusaha Indonesia, Singapura sudah menjadi rumah kedua. Ada yang memanfaatkan Singapura sebagai "international hub" bagi ekspansi bisnis mereka. Tapi ada juga seperti bisnis keluarga Erick Tohir, menteri BUMN RI, yang diberitakan berbagai media tahun lalu, melakukan potensi kejahatan, di mana perusahaan mereka diberitakan memindahkan pajak sebesar 125 juta Dolar Amerika Serikat alias 1.710.125. 000.000 rupiah.

Atau ada juga tuduhan mafia migas Indonesia yang dianggap bermarkas di Singapore.

Tidak adanya perjanjian ekstradisi kriminal Indonesia-Singapura, dianggap menjadikan Singapura tempat perlindungan terdekat penjahat kerah putih Indonesia. Sebelum tax Amnesty, diberitakan sekitar Rp 4000 triliun uang segelintir orang Indonesia diparkir di sana.

Hari Minggu kemarin (9/2/2020), Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, telah berpidato di televisi dan media lainnya terkait penyebaran virus corona yang semakin mencekam di Singapura. Pemerintah menaikkan level bahaya ke warna orange. Lee sedang merespon kepanikan masyarakat "city state" berpenduduk 5,5 juta jiwa itu, di mana penduduk sudah ketakutan dan berlomba2 membeli stok makanan.

"Kita yakin bahwa bersama-sama, kita boleh melewatkannnya," kata Lee dalam bahasa Melayu. Lee mengingatkan mereka dahulu juga mereka pernah mengatasi serangan virus SARS.

[Video]


Kejadian panik warga Singapura dan respons Lee tentu menjadi tanda keguncangan besar negara tetangga ini. Sudah 40 kasus virus corona sejauh ini, termasuk seorang TKW Indonesia.

Kepanikan ini beralasan, 1) Sudah terjadi penyebaran di Singapura  di antara mereka, bukan lagi pendatang dari RRC. Seperti TKW Indonesia itu, tidak pernah ke RRC. 2) Turis atau pelancong RRC adalah yang terbanyak datang ke Singapura. Sumber di mana "outbreaks" virus corona. 3) Singapura adalah negara kota, tidak punya tempat lain untuk menjauh atau  melarikan diri.

Dalam situasi peradaban digital dan online seperti sekarang, informasi sudah  menyebar cepat, yang kadangkala melampaui fakta. Meski pemerintah Singapura berpikir bisa menenangkan rakyatnya, bisa jadi rakyat mereka lebih panik lagi. Dan terakhir, pemerintah Singapura takut dengan "rush money", meskipun berita "rush money" ini belum berkembang besar.

Lalu apa kaitannya dengan Indonesia?

1) Indonesia harus mulai mempertimbangkan berita riset Harvard University yang menilai Indonesia seharusnya sudah ada kasus virus corona ini. Mempertimbangkan volume interaksi warga Wuhan, Hubei di kawasan ini. Kasus interaksi  warga Malaysia dan Inggris yang positif terkena virus corona dengan warga China di Singapura telah menjadi berita. Dalam situs aseanbriefing.com,

"The Coronavirus in Asia and ASEAN – live updates by Country", Indonesia masih diberitakan tanpa kasus terjangkit virus corona ini, bersama Myanmar. Namun, semua negara asean lainnya sudah mengakui ada kasus.

2. Indonesia harus mulai mencemaskan interaksi warga kita dengan warga Singapura. Interaksi warga Indonesia dan Singapura begitu tinggi, mencapai 17.000 jiwa pelancong perhari (merujuk pada pernyataan dirjen pengendalian dan pencegahan penyakit menular, Kemenkes RI).

Saat ini pemerintah Singapura telah menaikkan tanda orange pada wabah corona. Artinya apa? Artinya kita juga sudah harus mulai membatasi  interaksi dengan warga Singapura.

3) Indonesia harus mempertimbangkan kerjasama baru dengan Singapura. Apakah itu? a) Indonesia bisa menyediakan wilayah/pulau khusus bagi warga Singapura untuk menghindar dari kecemasan dan kepanikan selama isu virus ini ada. Mereka dapat menjadi penghuni sementara. b) Singapura memberi bantuan kerjasama riset bidang kesehatan dengan Indonesia, khususnya menangani wabah virus corona ini. 3) Singapura menutup semua fasilitas kemudahan bagi uang2 orang2 Indonesia baik yang sudagh deklarasi, maupun uang haram yang mencapai ribuan triliun.

Penutup

Penyebaran virus Corona di Singapura sudah membuat kepanikan pada warga mereka. Sebagai masyarakat kaya raya dan cerdas, kepanikan mereka memounyai alasan yang kuat. Meski pemerintah Singapura mengatakan tidak perlu panik, faktanya kepanikan terjadi, mereka mulai menyiapkan stok pangan.

Singapura adalah tetangga dekat kita, sebuah negara kota, yang warganya tidak mampu lari jika wabah virus melanda semakin besar. Di sana jutaan orang-orang Indonesia berinteraksi setiap tahunnya.

Sebagai negara tetangga, kita harus memberikan peluang agar Singapura memanfaatkan wilayah Indonesia yang luas sebagai tempat mereka bermukim sementara, jika diperlukan. Tentu di desain sejak awal. Seperti pulau-pulau disepenjang Sumatera.

Namun, Singapura sebagai tempat bersembunyinya ribuan triliun uang-uang haram, baik yang sudah dideklarasi dalam tax amnesty maupun belum, serta tempat berkuasanya mafia-mafia bisnis seperti mafia minyak, harus menjadi objek perundingan yang mungkin dapat dibicarakan  dengan mereka.

Sekaligus mengingatkan mereka bahwa tetangga yang baik harus mampu menunjukkan semangat kebersamaan dan kemajuan bersama. Termasuk mengajarkan kita tentang bahaya virus corona.[]

*Penulis adalah Direktur Sabang Merauke Institute

(Sumber: RMOL)

Share Artikel: