APA KABAR STRATEGI JENDERAL???


APA KABAR STRATEGI JENDERAL???

Sebenarnya saya sudah malas membahas pak Prabowo. Tapi saya kembali tergelitik untuk membahas beliau, setelah kemarin membaca berita dengan judul, "Prabowo: Saya Bersaksi Presiden Jokowi Berjuang demi Kepentingan Rakyat".

Okay. Saya tidak ingin memahami kalimat tersebut secara tekstual, namun secara KONTEKSTUAL.

Sebab, terlepas dari apapun, saya sampai hari ini MASIH PERCAYA bahwa:

1. Pak Prabowo tahu persis siapa Pak Jokowi dan seperti apa orangnya.

2. Pak Prabowo, dari segi materi, sudah selesai dengan dirinya sendiri. Dia sangat kaya. Jadi bagi orang seperti dia, menjadi presiden itu sangat tidak penting, apalagi jadi menteri (Saya masih percaya bahwa dulu beliau mau nyapres karena bertujuan ingin menyelamatkan NKRI). Oleh karena itu, sejujurnya sampai sekarang saya masih bingung, kenapa beliau mau jadi menteri.

3. Sehubungan dengan nomor 2 di atas, saya masih AGAK PERCAYA bahwa beliau mau jadi menteri, mau menurunkan ego pribadinya, rela ditinggalkan oleh para pendukungnya, dan dibully oleh banyak orang, ITU SEMUA DEMI MELAKSANAKAN STRATEGI JENDRAL.

Berdasarkan ISI berita yang saya baca di media, Prabowo mau jadi menteri, KATANYA dengan alasan "Ingin menyatukan rakyat."

Mungkin dalam pikiran pak Prabowo, dengan bergabungnya beliau ke pemerintahan, itu akan membuat kita yang selama ini mengkritik pak Jokowi, akan berubah jadi mendukungnya.

Duh! Sebenarnya saya agak ragu menulis kalimat di atas. Sebab rasanya kok PAK PRABOWO TERLALU PINTAR untuk berpikir seperti itu.

Tapi okelah, kita mencoba mengikuti pola pikir beliau yang MUNGKIN MEMANG seperti itu.

Dengan pola pikir tersebut, maka mari kita menghubungkannya dengan judul berita: "Prabowo: Saya Bersaksi Presiden Jokowi Berjuang demi Kepentingan Rakyat".

Setelah menghubungkannya, maka tiba-tiba saya tiba pada sebuah DUGAAN KUAT. Bahwa Pak Prabowo mengatakan seperti itu, tujuannya untuk menyatukan rakyat. Agar kita-kita ini bisa menerima Pak Jokowi.

Benarkah itu tujuan Pak Prabowo mengucapkan kalimat tersebut?

Terus terang, saya belum bisa mempercayainya seratus persen. Sebab sekali lagi, menurut saya, Pak Prabowo TERLALU PINTAR UNTUK BERPIKIR SEPERTI ITU.

Tapi kalau ternyata Pak Prabowo berpikir seperti itu, maka ya sudahlah. Kita jadi tahu, bahwa selama ini kita memang benar-benar terlalu over estimate terhadap beliau.

Dan untuk Pak Prabowo, hm... Saya tidak tahu apakah Bapak akan membaca tulisan ini atau tidak. Yang jelas, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada Bapak, bahwa:

Selama ini, yang mendukung Bapak pada Pilres itu terbagi menjadi DUA GOLONGAN:

1. Golongan cinta buta. Ini tak perlu saya jelaskan. Sampai hari ini pun, mereka masih mendukung Bapak. Tapi jumlahnya tidak banyak.

2. Golongan "tak ada pilihan lain". Mereka inilah yang mayoritas, dan saya termasuk di dalamnya. Golongan kedua ini adalah orang-orang yang tidak mengidolakan Bapak. Mereka hanya sekadar kagum. Saat Pilpres, mereka tidak punya pilihan selain Bapak. Jika ditanya "siapa tokoh idola Anda?", maka jawabannya bukan Prabowo.

Intinya:
Bagi kami golongan kedua ini, ketahuilah bahwa: Apakah Bapak memuji-muji pak Jokowi setinggi langit dengan tujuan untuk mempersatukan bangsa, maka itu sama sekali tidak berpengaruh apapun terhadap sikap kami.

Terlebih karena bagi kami, Pak Prabowo sudah membuat kami SANGAT KECEWA.

Di antara yang kecewa tersebut, kami terbagi menjadi dua golongan LAGI:

1. Golongan yang dulu berjuang demi pak Prabowo. Mereka ini sekarang sangat kecewa.

2. Golongan yang dulu berjuang demi membela agama dan NKRI, dan menganggap pak Prabowo sebagai wasilah belaka. Saya termasuk di golongan ini. Dan alhamdulillah, kami yang termasuk golongan ini tidak pernah kecewa terhadap Pak Prabowo. Sebab kami dulu berjuang bukan demi Bapak.

Dan perlu saya sampaikan bahwa: Setelah Bapak gabung di kabinet, maka kami pun melupakan Bapak. Kami mencoret nama Bapak dari list "orang-orang yang kami kagumi". Dengan istilah lain: Semua ucapan, tindakan dan perbuatan pak Prabowo, tidak berpengaruh apapun terhadap kami.

Jadi, jika Pak Prabowo tidak lagi menjadi sosok yang berpengaruh terhadap kami, maka bagaimana mungkin Bapak bisa menjadi sosok yang mempersatukan rakyat?

Saya tidak tidak yakin jika Pak Prabowo membaca tulisan ini. Namun jika ternyata Bapak membacanya, saya hanya ingin menyampaikan sesuatu, Pak: Silahkan Bapak fokus saja menjalankan tugas sebagai seorang menteri. Tak perlu repot-repot berpikir bagaimana cara menyatukan rakyat. Semakin Bapak berpikir ke arah itu, dapat saya pastikan bahwa Bapak hanya buang-buang waktu saja.

Saya masih AGAK SEDIKIT PERCAYA bahwa Pak Prabowo masuk ke kabinet dengan tujuan untuk melakukan "strategi jenderal" dan "untuk menyatukan rakyat". Namun sejujurnya saya sangat tidak percaya bahwa Pak Prabowo akan sanggup melakukan itu.

Mohon maaf bila tidak berkenan.

Jakarta, 25 April 2020

(Jonru Ginting)

Share Artikel: