[PORTAL-ISLAM] Turki tidak akan gentar dengan sanksi atau ancaman yang ingin membuat Ankara mundur dari klaimnya di Laut Mediterania.
Berbicara di Kota Rize pada Sabtu (15/8/2020), Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan, Turki tidak akan mundur.
"Kami tidak akan pernah tunduk pada bandit di landas kontinen kami. Kami tidak akan mundur melawan bahasa sanksi dan ancaman," ujar Erdogan seperti dikutip Reuters.
Pernyataan Erdogan sendiri tampak menjadi respons komentar para menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa pada Jumat (14/8). Mereka menyebut tindakan Turki di Laut Mediterania meningkatkan risiko permusuhan dan berbahaya.
Tindakan tersebut, kata para menteri bisa berkonsekuensi merusak hubungan Turki dengan seluruh Uni Eropa.
Komentar para menteri luar negeri Uni Eropa muncul setelah Yunani meminta melakukan pertemuan melalui konferensi video.
Baca Juga
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
- Mantan Jaksa AS ditemukan tewas di tempat tidurnya, dia mengusut kasus masuknya warga Israel secara ilegal
Baru-baru ini, ketegangan antara dua negara anggota NATO tersebut meningkat ketika Turki mengirim kapal survei Oruc Reis yang dikawal oleh kapal perang ke Laut Mediterania pada Sabtu (16/8).
Pengerahan tersebut dilakukan untuk memetakan pengeboran minyak dan gas di wilayah sengketa.
Oruc Reis, yang berada di antara Siprus dan pulau Kreta Yunani. Kapal survei Turki tersebut telah dibayangi oleh fregat Yunani. Pada Rabu (12/8), keduanya sempat terlibat dalam tabrakan ringan.
Pada 1996, keduanya juga sempat hampir berperang untuk memperebutkan kepemilikan pulau tak berpenghuni di Laut Aegea.
[RMOL]