[PORTAL-ISLAM] GAZA - Kelompok pejuang Hamas pada Selasa 6 Agustus 2024 mengumumkan bahwa mereka telah memilih Yahya Sinwar, sebagai pemimpin baru biro politik kelompok tersebut. Pemilihan Sinwar dilakukan setelah pembunuhan Ismail Haniyeh pekan lalu di Teheran, Iran.
Juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa Sinwar dipilih dengan suara bulat sebagai pemimpin baru, yang mencerminkan pemahaman gerakan tersebut tentang kebutuhan kelompok tersebut saat ini. Ia menambahkan bahwa Sinwar selalu terlibat dalam negosiasi untuk gencatan senjata dengan Israel.
"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengumumkan pemilihan Komandan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan tersebut, menggantikan Komandan Ismail Haniyeh yang telah wafat, semoga Allah merahmatinya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan singkat, seperti dikutip Middle East Eye, Rabu, 7 Agustus 2024.
Dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), militer dan pejabat Israel menuduh Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober terhadap Israel. Sinwar menjadi salah satu militan paling dicari Israel.
Profil Yahya Sinwar
Yahya Sinwar, yang dekat dengan pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin dan dikenal sebagai pendiri badan keamanan internal Hamas, sebelumnya dijatuhi hukuman empat kali penjara seumur hidup oleh Israel pada akhir 1980-an.
Sinwar menjalani hukuman 23 tahun di penjara Israel. Pada tahun 2011, ia dibebaskan bersama 1.047 tahanan Palestina dalam pertukaran tawanan dengan imbalan tentara Israel Gilad Shalit, yang diculik oleh pejuang Palestina dalam serangan lintas batas pada tahun 2006.
Sinwar, mantan komandan sayap militer Hamas, kembali ke jabatannya sebagai pemimpin terkemuka di Hamas dan terpilih sebagai kepala kantor politik Hamas di Gaza pada tahun 2017, menggantikan Haniyeh yang menjabat pada saat itu.
Pada tahun 2021, ia terpilih kembali untuk masa jabatan empat tahun lagi sebagai kepala Hamas di Gaza.
Tidak seperti Haniyeh, yang menghabiskan waktu perang Israel di Gaza di luar daerah kantong yang dikepung itu, Sinwar telah berada di dalam Gaza di mana ia terus-menerus menjadi sasaran militer Israel.
[Video - wawancara Yahya Sinwar tahun 2021]