Utang Sritex Mencapai Rp 25 Triliun, Ini Rinciannya...
[PORTAL-ISLAM] PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) resmi ditutup per Sabtu (1 Maret 2025) usai dinyatakan pailit. Penutupan Sritex pun menyebabkan setidaknya 10.669 buruh terkena pemberhentian hubungan kerja (PHK).
Sritex dinyatakan pailit per 21 Oktober 2024 usai mengalami krisis keuangan selama beberapa tahun hingga gagal membayar utang. Raksasa tekstil ini kemudian ditangani kurator yang akan melego aset untuk melunasi kewajiban.
Sebelumnya, pemerintah sempat berjanji akan menyelamatkan Sritex dari kepailitan. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menjamin pemerintah akan mengupayakan buruh Sritex tidak di-PHK. Namun ternyata cuma omon omon.
Sritex tidak tertolong karena utang yang menggunung.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau disebut Sritex Sri Rejeki Isman memiliki utang setara Rp 25,14 triliun hingga 30 Juni 2024.
Rincian utang Sritex per 30 Juni 2024 adalah:
- Utang jangka panjang sebesar US$1,47 miliar atau sekitar Rp23 triliun
- Utang jangka pendek sebesar US$131,42 juta atau sekitar Rp2 triliun
Sritex memiliki utang kepada berbagai bank, di antaranya:
- PT Bank Central Asia Tbk (BCA): US$ 71.309.579 atau sekitar Rp 1,1 triliun.
- State Bank of India cabang Singapura: US$ 43.887.212 atau sekitar Rp 690 miliar.
- PT Bank QNB Indonesia Tbk: US$ 36.939.772 atau sekitar Rp 581 miliar.
- Citibank N.A., Indonesia: US$ 35.826.893 atau sekitar Rp 563 miliar.
- PT Bank Mizuho Indonesia: US$ 33.709.712 atau sekitar Rp 530 miliar.
- PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk: US$ 33.270.249 atau sekitar Rp 523 miliar.
- PT Bank Muamalat Indonesia: US$ 25.450.705 atau sekitar Rp 400 miliar.
- PT Bank CIMB Niaga Tbk: US$ 25.339.237 atau sekitar Rp 398 miliar.
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk: US$ 25.164.698 atau sekitar Rp 395 miliar.
- PT BPD Jawa Tengah: US$ 24.202.906 atau sekitar Rp 380 miliar.
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI: US$ 23.807.159 atau sekitar Rp 374 miliar.
- Bank of China (Hong Kong) Limited: US$ 21.775.733 atau sekitar Rp 342 miliar.
- PT Bank KEB Hana Indonesia: US$ 21.531.883 atau sekitar Rp 338 miliar.
- Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd.: US$ 20.000.000 atau sekitar Rp 314 miliar.
- Woori Bank cabang Singapura: US$ 19.870.626 atau sekitar Rp 312 miliar.
- Standard Chartered Bank: US$ 19.570.364 atau sekitar Rp 307 miliar.
- PT Bank DBS Indonesia: US$ 18.238.794 atau sekitar Rp 286 miliar.
- PT Bank Permata Tbk: US$ 16.707.929 atau sekitar Rp 262 miliar.
- PT Bank China Construction Indonesia Tbk: US$ 14.912.809 atau sekitar Rp 234 miliar.
- PT Bank DKI: US$ 9.130.513 atau sekitar Rp 143 miliar.
- Bank Emirates NBD: US$ 9.014.852 atau sekitar Rp 141 miliar.
- ICICI Bank Ltd. cabang Singapura: US$ 6.969.549 atau sekitar Rp 109,6 miliar.
- PT Bank CTBC Indonesia: US$ 6.950.110 atau sekitar Rp 109,3 miliar.
- Deutsche Bank AG: US$ 6.821.059 atau sekitar Rp 107 miliar.
- PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk: US$ 4.970.936 atau sekitar Rp 78 miliar.
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk: US$ 4.519.559 atau sekitar Rp 71 miliar.
- PT Bank SBI Indonesia: US$ 4.380.982 atau sekitar Rp 68 miliar.
- MUFG Bank, Ltd.: US$ 23.777.834 atau sekitar Rp 374 miliar.
Sritex juga memiliki utang kepada kreditor preferen, seperti karyawan dan kantor pajak.
Sritex memiliki aset yang jauh lebih kecil dibandingkan kewajiban utangnya. Artinya, walaupun seluruh aset Sritex dijual, hasilnya masih belum bisa menutupi utang perusahaan.