@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Gara-gara menyanyi di kamar mandi, Santri ini tidak naik kelas, endingnya Masya Allah

Seorang santri mandi sambil menyanyi dan bersiul di dalam kamar mandi Gara-gara menyanyi di kamar mandi, Santri ini tidak naik kelas, endingnya Masya Allah
[PORTAL-ISLAM.ID] Seorang santri mandi sambil menyanyi dan bersiul di dalam kamar mandi, lalu ada kerabat dari pimpinan pesantren melewati kamar mandi santri tersebut merasa tidak nyaman dan melaporkan kepada pimpinan pesantren. 

Sang ustadz pimpinan pesantren pun bersegera mendatangi TKP, berdiri di depan kamar mandi tersebut seraya berkata "Man fii daakhilil hammam (siapa di dalam kamar mandi?)." 

Santri itupun hening diam membisu menghentikan siulan dan nyanyiannya. 

Sang ustadz pun diam menunggu keluar santri dari kamar mandi. 

Saat pintu kamar mandi dibuka, santri itu terkejut melihat didepannya ada sosok pimpinan pesantren. 

Kemudian santri itu dijewer dan dinasehati "apakah kamu tidak mengetahui adab di dalam kamar mandi?" 

"Afwan ustadz, iya ustadz ana salah." 

"Kenapa kamu tau tapi kamu langgar?" 

"Iseng ustadz!"

"Haah iseng? Jadi ilmu dipahami bukan untuk dipraktekkan? Tapi untuk diabaikan? kamu saat ini sudah SMA kelas 2 sebentar lagi kamu akan lulus dan kembali ke masyarakat untuk berdakwah. Jika benih benih paham ilmu tapi diabaikan, kita khawatir kamu tidak jujur dalam berdakwah nantinya, dan berpotensi merubah rubah kesimpulan hukum agama. Ini bahaya buat kamu dan ummat. Berarti kamu tidak layak naik kelas. Introspeksi lah..." 
Santri yang sebenarnya cerdas dan selalu ranking 3 besar di kelasnya tiba tiba diputuskan tidak naik kelas. Karena dianggap tidak memiliki akhlaq yang baik. 

Setelah beberapa waktu, keluarlah raport dan betul betul terjadi bahwa Santri tersebut tidak naik kelas akibat menyanyi di kamar mandi. 

Namun pimpinan pesantren kembali memanggil dan menasehatinya dengan mengatakan: 

"Kamu telah menerima konsekuensi dari sikap dan perbuatanmu. Jika kamu mau tetap belajar dan merubah sikap dan perilaku kamu, Ustadz akan perjuangkan kamu agar bisa diterima di Universitas Islam Madinah."

Masya Allah, santri ini betul betul berubah menjadi semakin berakhlak baik dan tetap Istiqomah belajar di Pesantren. 

Hingga akhirnya lulus dan betul betul diterima di Universitas Islam Madinah.

(Ustadz Wahab Rajasam)