Sekali Lagi, Tentang Muhammad Husein Gaza
Al-Faqir ingin mengingatkan kepada mereka, yang hingga hari ini masih saja membicarakan saudara kita, Muhammad Husein, atas dasar prasangka. Padahal beliau sudah memberikan pernyataannya via media.
Nampaknya, banyak hati yang terus membara, mendidih, dan menyala-nyala, seakan-akan terlampau sulit untuk padam. Diantara mereka ada yang terkesan seperti amat senang memprovokasi, menghasut, mengadu-domba dan menyulut api permusuhan dalam tubuh ummat Islam.
Untuk antum yang masih membenci Muhammad Husein:
1. Akhi, beliau (Ust. Muhammad Husein, Lc.) sudah memberikan klarifikasi nya melalui video bahwa beliau bukanlah seorang "Syi'i" atau penganut aliran Syi'ah. Beliau secara tegas menyatakan bahwa dirinya seorang Muslim Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah), ber-madzhab Syafi'i. Sebegitu "su'uzhon" (buruk sangka) kah hati antum kepadanya?
2. Beliau juga menyatakan diri secara terbuka untuk berdiskusi ditempatnya, Cileungsi, Bogor. Beliau menunggu antum ditempatnya. Silahkan datang. Alamat & nomor kontak beliau, mudah dicari, karena beliau seorang jurnalis, sekaligus juga relawan kemanusiaan. Allah ﷻ memerintahkan kita untuk ber-tabayyun, jika mendapatkan informasi yang kurang baik tentang saudara seiman kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang fasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian." (TQS. Al-Hujurât [49]: 6)
Jadi, silahkan datang dan tanyakan langsung ke beliau ditempatnya. Jangan membuat narasi-narasi liar di sosial media yang menjurus kepada fitnah yang justru dapat membahayakan diri antum kelak di akhirat. Datang, dan tabayyun lah, serta jangan jadi -maaf- pengecut yang hanya berani berkoar-koar di media.
والفتنة أشد من القتل
"Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan." (TQS. Al-Baqarah [2]: 191)
3. Sungguh lucu narasi yang dikembangkan di sosmed, bahwa Muhammad Husein dihubung-hubungkan dengan kelompok Syi'ah di Bogor, lengkap dengan nama jama'ah & pimpinannya. Hanya karena beliau tinggal di Bogor, apa lantas secara otomatis bisa langsung dihubungkan menjadi bagian dengan kelompok Syi'ah disana? Apa antum pernah melihat akhuna Muhammad Husein melakukan sholat atau praktek ibadah dengan cara-cara orang Syi'ah? Aneh, sejak kapan domisili seseorang bisa menjadi sebuah vonis untuk menentukan identitas 'aqidah seseorang?
4. Disebutkan juga bahwa ada keanehan jurnalistik, kenapa Muhammad Husein diundang ke pemakaman Hasan N., pemimpin Hizbullah Lebanon, sedangkan TV One, Metro TV, atau media nasional lainnya gak diundang? Loh, apa media-media mainstream nasional itu punya koneksi kuat ke Timur Tengah? Apa negara-negara Timur Tengah itu kenal dengan berbagai nama media nasional dari Indonesia? Kan belum tentu, Bro. Justru selama ini Muhammad Husein seringkali jadi narasumber tentang informasi Gaza/ Palestina. Dan Muhammad Husein itu sudah belasan tahun tinggal di Gaza, Palestina, dan sering meliput dari sana langsung. Dia kuliah syari'ah di Universitas Gaza selama 4-5 tahun, lalu menikah dengan wanita Gaza. Beliau punya banyak relasi atau jaringan atau circle para jurnalis orang Timur Tengah asli. Kan bisa saja beliau diajak oleh relasi jurnalis Timur Tengah. Apa antum gak kepikiran kesana? Kenapa gak ini yang di framing?
5. Lalu, hanya karena beliau jarang membahas masalah Suriah, karena lebih fokus ke Gaza, lalu apa itu jadi sebuah kesimpulan final bahwa Muhammad Husein membenci pejuang dan kaum Muslimin di Suriah? Apa hanya karena misalkan saya sering ngajak antum makan baso tahu, lalu saya dianggap gak suka dengan mie baso? Coba tolong logika berfikirnya dibenahi, karena landasannya sangat rapuh jika seperti ini.
6. Akhi, setiap orang punya kekurangan masing-masing. Dan kalo antum mau korek kekurangan seorang Muhammad Husein, tentu saja sangat bisa. Begitupun dengan diri antum yang banyak kekurangan, tentu bisa kita korek dan uangkap juga. Tapi sayangnya, syari'ah Islam melarang umatnya untuk melakukan "tajassus" alias mencari-cari kesalahan saudaranya sendiri.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (TQS. Al-Hujurat: 12)
Seandainya antum tidak sependapat dengan pernyataan beliau yang menyebut Hasan N. dengan kata "sayyid" atau "syahid" dsb., walaupun boleh jadi itu bahasa politis, dan termasuk istilah biasa di adat bahasa Timur Tengah, ya baiknya tinggal ditanyakan langsung saja ke tempatnya di Bogor, sambil diberi masukan baik-baik. Sederhana.
Narasi antum yang berisi justifikasi atau tuduhan bahwa beliau seorang kafir Syi'ah adalah tuduhan yang sangat berat pertanggung-jawabannya. Ingatlah ancaman Rasulullah ﷺ, bahwa tindakan mengkafirkan seorang muslim (takfiri) tanpa adanya bukti yang kuat dan benar, maka tuduhan itu akan kembali kepada si penuduhnya.
لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلًا بِالفُسُوقِ، وَلاَ يَرْمِيهِ بِالكُفْرِ، إِلَّا ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذَلِكَ
“Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan tuduhan fasik dan jangan pula menuduhnya dengan tuduhan kafir, karena tuduhan itu akan kembali kepada dirinya sendiri jika orang lain tersebut tidak sebagaimana yang dia tuduhkan.” (HR. Al-Bukhari no. 6045)
Dan ingatlah juga tentang bahaya "namimah" atau adu domba terhadap sesama kaum muslimin, itu merupakan salah satu dosa besar.
وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ , هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
"Dan janganlah kamu ikuti siapapun yang mengobral sumpah lagi berkarakter rendah, yang suka mencela, senang mengadu-domba (memfitnah)".(TQS. Al-Qalam: 10-11).
Al-Bukhari menukil sebuah riwayat, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
ألا أخبركم بشراركم؟". قالوا: بلى. قال:" المشَّاؤُون بالنميمة، المفسدون بين الأحبة، البَاغُون البُرَآءَ العنت ". أخرجه البخاري في الأدب المفرد
“Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling buruk di antara kalian? Yaitu, orang-orang yang kerjanya mengadu domba (menghasut), yang gemar mencerai-beraikan orang-orang yang saling mengasihi/bersahabat, dan yang suka mencari kekurangan pada manusia.”
عَنْ حُذَيْفَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَجُلاً يَنِمُّ الْحَدِيثَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Dari Hudzaifah, beliau mendapatkan laporan tentang adanya seseorang yang suka melakukan adu domba, maka beliau mengatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Pelaku adu domba tidak akan masuk surga.” (HR. Muslim no. 303).
Dan perlu antum ketahui, bahwa status ini bukan dimaksudkan untuk mensucikan dan mengkultuskan beliau, karena hal itu dilarang dalam agama. Sekelas Rasulullah ﷺ yang ma'shum saja, tidak boleh dikultuskan.
لا أزكي عند الله تعالى أحدا
Al-Faqir hanya berusaha ber-husnuzhan kepada sesama muslim. Dan beliau (Muhammad Husein), in syaa Allah, adalah orang shalih. Beliau banyak menghabiskan waktu untuk bisa membantu Saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Entah sudah berapa puluhan miliar rupiah, nilai bantuan yang sudah disalurkan oleh beliau melalui lembaga beliau, Internasional Networking for Humanitarian (INH).
Mencintai sesama muslim & menyebutkan kebaikannya untuk "fastabiqul khairat" atau sekedar motivasi tanpa bermaksud berlebih-lebihan, merupakan perkara yang "masyru'" atau disyari'atkan.
Al-Faqir nasehatkan antum, sebagai bentuk kecintaan terhadap sesama Mu'min, in syaa Allah. Maafkan Al-Faqir jika kita tidak sependapat.
Cukuplah hadits ini sebagai pengingat kita semua.
Dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu ‘anhu-, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
سِبَابُ المُسْلِمِ فُسُوقٌ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan memeranginya adalah kekufuran.” (HR. Bukhari no. 48 dan Muslim no. 64)
21 Syawwal 1446 H/ 20 April 2025 M:
Al-Faqir ilallah,
(Rizki Hadi S)
Sumber: fb