@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Ulama kalau terlalu sering tinggal di menara gading, ya, begini ini...

Ulama kalau terlalu sering tinggal di menara gading Ulama kalau terlalu sering tinggal di menara gading, ya, begini ini...
Tadi lewat videonya Habib Ali Al-Jufri (UEA), beliau berkata "meluncurkan roket ke arah Zio**s adalah seperti 'merebus telur', jadi dilawan dengan cara lain, di bidang lain saja." Sambil ngetawa-ngetawain, ngelek-ledein, dan ngerendah-rendahin.

Ulama kalau terlalu sering tinggal di menara gading, ya, begini ini bentukan omongannya.

Di mana-mana, kalau ada demonstrasi menegakkan hak sipil, ketika lawannya adalah tentara bersenjata laras panjang namun yang dimiliki demonstran hanyalah batu, ya, jangan diledek. Soalnya perlawanan di bidang lain, seperti masuk ke sistem dan membersihkan sistem dari dalam, nanti kayak anggota Dewan dari partai nganu yang sempat viral gara-gara ngoceh ditanya wartawan soal demonstrasi UU-TNI:

"Jangan demo. Untuk apa? Lebih baik kita obrolkan baik-baik. Bertatap mata, bicara dari hati ke hati. Kalau demo, apakah kita ada diskusi yang konkret?"
Anggota dewan, ngata-ngatain demo. Justru demonstrasi digelar karena memang gak ada ruang, dan perwakilan rakyatnya bentukannya kayak situ.

(Rumail Abbas)