@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Koreksi untuk Ustadz Felix Siauw terkait Tafsir Surat Ar-Rum

Karena sering lewat podcast Ust Felix Siauw di akun YouTube saya Koreksi untuk Ustadz Felix Siauw terkait Tafsir Surat Ar-Rum
Tafsir Surat Ar-Rum

Oleh: KH Ma'ruf Khozin

Karena sering lewat podcast Ust Felix Siauw di akun YouTube saya, beberapa kali saya mendengar diskusi beliau dengan berbagai macam tipe golongan, saya menganggap bagus dan positif. Di sini anugerah yang diberikan Allah kepada Ust Felix, yang tidak saya miliki. Orang-orang selalu menganggap beliau muallaf. Bagi saya sudah bukan muallaf lagi, karena saya yakin soal ibadah beliau sudah lebih kuat dibanding Turis (Turunan Islam).

Soal pendapat beliau dan analisa tentang peristiwa saat ini (perang Iran-Israel) bagi saya tidak masalah, soal ditentang oleh pakar yang lain juga sah-sah saja. Itu soal perspektif masing-masing. Tidak ada kaitan dengan dalil agama. 

Tetapi ada satu pernyataan beliau yang mengejutkan saya, yakni soal peristiwa antara Romawi dan Persia. Saya kira boleh jadi literatur bacaan saya yang salah, tapi setelah saya cek ke beberapa Tafsir justru menguatkan apa yang pernah saya pelajari.

Di sekitar menit ke 3.30 ada pernyataan beliau yang kurang lebih disimpulkan seperti ini:

"Umat Islam berbahagia bukan karena Romawi menang, tapi karena Kuffar Quraisy salah". 

Mari kita buka mulai Tafsir paling ringkas, Tafsir Jalalain:
{ﻭﻳﻮﻣﺌﺬ} ﺃﻱ ﻳﻮﻡ ﺗﻐﻠﺐ اﻟﺮﻭﻡ {ﻳﻔﺮﺡ اﻟﻤﺆﻣﻨﻮﻥ ﺑﻨﺼﺮ اﻟﻠﻪ} ﺇﻳﺎﻫﻢ ﻋﻠﻰ ﻓﺎﺭﺱ

"(Di hari Bangsa Romawi menang maka orang-orang Islam senang atas pertolongan Allah) untuk Bangsa Romawi yang mengalahkan Bangsa Persia."

Demikian pula di beberapa kitab Tafsir lainnya. Lebih jelas lagi di Tafsir Thabari. Tapi tidak perlu saya tulis. Karena secara substansi sama dengan Tafsir Jalalain di atas.

Rupanya dari kejadian masa lampau ini mempengaruhi cara pandang beliau terhadap Iran yang beliau anggap berbeda akidah karena mayoritas penduduknya beraliran Syiah. 

Bagi saya pribadi soal akidah Sunni-Syiah (Su-Si) memang beberapa soal pokok akidah berbeda, tapi ketika menghadapi musuh kemanusiaan yang telah melakukan genosida saudara kita yang lain, ya harus dikesampingkan dulu. 

Berjuang dengan mengangkat senjata hukumnya adalah Fardhu Kifayah. Setelah sekian tahun negara-negara Sunni belum mampu menghadapi penjajah setelah wafatnya presiden Iraq صدام حسين dan Libya معمر قذافي . Maka langkah yang dilakukan oleh Iran sudah termasuk melawan secara kekuatan senjata meskipun dituduh bukan untuk membela Palestina. 

(fb)