@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Mendo'akan Penguasa Dzalim

benar dari hati alias dari lubuk hati yang terdalam Mendo'akan Penguasa Dzalim

Mendo'akan Penguasa Dzalim

Mungkinkah penguasa dzalim bertaubat? 

Jawabannya mungkin. Tapi bila ada 3 hal pada dirinya: 

(1) Ada kesadaran dalam dirinya, 
(2) Menyadari kesalahan²nya, 
(3) Ada penyesalan atas kesalahan²nya dan berusaha meminta maaf. 

Maaf juga, ada yang hanya formalitas, ada yang benar-benar dari hati alias dari lubuk hati yang terdalam.

Apa ciri-ciri maaf yang hanya formalitas? Kata-kata "minta maaf"-nya tak sejalan dengan ekspresi wajahnya, tak ada mimik wajah penyesalan, masih ada bela diri berupa penjelasan² atas kesalahan²nya, masih ada cengengesan apalagi ketawa.

Bagaimana ciri-ciri minta maaf yang sungguh-sungguh sebagai pertaubatan? Ya kebalikannya dari yang di atas.
Bila tak ada tanda-tanda itu, jangan harap penguasa dzalim bertaubat. Apalagi sebaliknya, merasa tidak bersalah, tidak merasa sering berdusta, tindakannya merasa benar, merasa tidak mendzalimi siapapun, menyusun kekuatan politik untuk membenarkan dirinya, membenarkan kedzalimannya bahkan ingin memenjarakan rakyatnya. Seolah kepemimpinannya tak akan dihisab kelak di akhirat,

Tapi kan, sebagai Muslim yang baik harus mendo'akan yang baik? Mendo'akan yang baik itu pada yang sadar atas kesalahannya, pada ingin berubah, pada yang ingin menjadi baik. Orangnya saja tak ingin berubah, tak ingin sadar, lalu apa pengaruhnya orang lain? Segala sesuatu (sukses, dapat hidayah, taubat, diampuni) dari dirinya dulu, do'a-do'a orang lain hanya memperkuat.

Bagaimana contoh sikap Rasullullah SAW pada penguasa dzalim: "Ya Allah, siapa saja yang memimpin/mengurus urusan umatku ini, kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia." (HR. Bukhari Muslim). 

Mendo'akan yang baik untuk penguasa dzalim itu tidak nyunnah.

(Moeflich H. Hart, dosen UIN)