Anies Baswedan Dirayu Pengembang Reklamasi Rp 77 Triliun
[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Upaya pihak pengembang untuk memuluskan kelanjutan proyek Reklamasi dilakukan dengan aneka macam cara, bahkan dengan rayuan eksklusif kepada Gubernur DKI terpilih Anies Baswedan.
Seperti dikutip dari majalah TEMPO edisi 22-29 Oktober 2017, pihak pengembang hingga membujuk Anies dengan iming-iming Rp 77 triliun dalam satu pertemuan.
[Berikut dikutip dari majalah Tempo:]
Pertemuan di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada awal Agustus lalu bukan sekadar makan siang biasa. Prabowo mengundang mereka yang terlibat dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta.
Dua tamu Prabowo siang itu yaitu bos Grup Artha Graha, Tomy Winata, dan pemilik Grup Agung Sedayu yang punya lima pulau reklamasi, Richard Halim Kusuma. Wakil Ketua DPRD Jakarta dari Gerindra, Muhammad Taufik juga terlihat ada di sana.
Bintang tamu makan siang itu tak lain yaitu pahlawan Prabowo yang telah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam pemilihan pada April lalu, Anies Rasyid Baswedan. "Pertemuan itu hanya untuk kulonuwun ke gubernur baru," kata Taufik pada Kamis pekan lalu.
Anies terlihat kaget begitu melihat Tomy Winata dan Richard Halim. Apalagi, menurut orang-orang dekatnya, mantan pemimpin Kopassus itu tak memberitahu Anies bahwa makan siang tersebut akan mengundang dua pengusaha ini.
Prabowo lalu mempersilakan Tomy Winata menjelaskan tujuan pertemuan itu. Bos Artha Graha itu memulai percakapan dengan memperkenalkan Richard. Ia yaitu anak Sugianto Kusuma alias Aguan, bos Grup Agung Sedayu. Perusahaan ini merupakan induk PT Kapuk Naga Indah, pemegang ijin Pulau A, B, C, D, dan E.
Pulau A dan B seluas 259 hektare berada di wilayah Provinsi Banten, sementara Pulau C, D, dan E seluas 872 hektare berada wilayah DKI Jakarta. Pemerintah sentra menghentikan sementara pembangunan Pulau C dan D, yang dianggap melanggar banyak aturan, sampal balasannya mencabutnya pada awal Oktober ini.
Setelah memperkenalkan Richard, Tomy memperkenalkan laki-laki yang duduk di sebelahnya sebagai Ali Hanafi. Di kalangan pengusaha dan politikus, Ali dikenal sehagat orang kepercayaan Aguan. Tomy lalu meminta Ali menjelaskan lebih jauh soal proyek reklamasi.
Mendapat perintah itu, Ali mengeluarkan segepok dokumen, menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan PT Kapuk Naga Indah terkait dengan reklamasi. "Intinya, mereka menjelaskan proyek itu telah berjalan," kata sumber Tempo yang mengetahui pertemuan ini.
Menurut dia, Richard sesekali menambahkan penjelasan Ali. Anies lebih banyak membisu mendengarkan tamu-tamu Prabowo itu berbicara. Sekali ia bertanya di antara jeda penjelasan Richard dan Ali perihal ijin mendirikan pulau buatan. Ali menerangkan, mereka mengerjakan proyek reklamasi dengan mematuhi semua aturan.
Belum sempat Anies melontarkan pertanyaan lanjutan, Ali menambahkan bahwa satu-satunya tindakan di pulau reklamasi yang tak sesuai dengan aturan yaitu mendirikan rumah toko (ruko) di Pulau D tanpa dokumen izin mendirikan bangunan.
Richard dan Tomy segera menutup penjelasan Ali dengan bergantian mengatakan para pengusaha bersedia membayar kontribusi pemanis sebesar 15 persen. Kontribusi dimasukkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, diluar kewajiban pengembang menyediakan 40 persen lahan untuk publik, plus 5 persen untuk akomodasi umum. Jika angka itu dikonversi ke dalam rupiah, pemerintah DKI Jakarta bakal menerima Rp 77 triliun dari kontribusi pemanis tersebut.
Setelah diskusi selama hampir satu jam, pertemuan itu bubar tanpa kesepakatan. Sebelum berpisah, Richard Halim sempat mengajak Anies berfoto bersama. Menurut seseorang yang akrab dengan Anies, Gubernur Jakarta itu menolaknya secara halus.
Mantan Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, Sudirman Said, membenarkan adanya pertemuan di rumah Prabowo yang dihadiri Richard Halim, Tomy Winata, Ali Hanafi, dan Anies Baswedan. Dia menegaskan, tak ada kesepakan apa pun dari pertemuan itu.
(Sumber: Majalah TEMPO)
***
Memang teramat berat beban yang dipikul Anies Baswedan.. agar Tuhan kuatkan. Aamiin.
Cerita pertemuan tsb menurut Bu Nanik Sudaryati (orang akrab Prabowo):