K.H. Muslih Abdul Karim: Membiarkan Lgbt Berarti Mengundang Marah Allah Datang


Ceramah K.H. DR. Muslih Abdul Karim (Pengasuh Pesantren Baitul Qur'an) wacana LGBT:

Membiarkan LGBT berarti menyiapkan diri dan bumi kawasan kita berpijak untuk menerima marah Tuhan SWT.

Ada dua macam tarikan negatif yang mesti kita kendalikan:
Pertama: Hawa nafsu.
Kedua: Syahwat.

Selama ini dua hal itu kita anggap sama, padahal tidak. Hawa nafsu itu tarikan yang sifatnya ke arah ego. Sedangkan syahwat itu tarikan yang sifatnya fisik/material. Silakan cek al Qur’an.

Kata Syekh Abdul Qadir al-Jailani:
- Puncak dari mempertuhankan hawa nafsu yakni mempertuhankan diri sendiri, yang tercermin dari ucapan Firaun yang menyatakan dirinya Rabb (tuhan pemelihara).
- Sedangkan puncak dari pemujaan terhadap syahwat yakni homoseksual. (kisah kaum nabi Luth).

Kenapa kita mesti concern wacana LGBT?

Karena jikalau kita lihat di Alquran eksekusi bagi para "pemuja hawa nafsu" itu beda dengan eksekusi bagi "pemuja syahwat".

(1) Pemuja hawa nafsu menyerupai Firaun, yang dihancurkan itu cuma Firaun dan tentaranya saja. Kota Mesir nya masih tetap ada.

(2) Sedangkan pemuja syahwat itu dihancurkan hingga ke bumi kawasan mereka berpijak. TOTAL!!! Artinya kucing dan tikus liar pun yang numpang makan di situ ikut terkena bencana.

Dan itu bukan hanya insiden di kota Sodom. Kita lihat teladan yang sama di Pompeii, kemudian di sebuah dusun kecil, Lagetang. Semuanya polanya sama. Pemujaan terhadap syahwat -- melampaui batas hingga muncul sikap homosex -- nunggu bencana.

Bahkan itu juga yang terjadi menjelang kiamat... Dalam hadits, digambarkan insan hilang malunya sehingga biasa untuk ngeseks di pinggir jalan.

Kaprikornus berdasarkan yang saya pahami, sikap homosex dihentikan dibiarkan begitu saja. Harus kita cegah... Tentunya bukan dengan memusuhi pelaku. Tapi yang kita cegah yakni tersebarnya paham tersebut.

Setidaknya bertindak biar terang posisi kita. Misalnya tidak beli kopi di Starbucks (yang mendukung LGBT), atau kalo mampu, melaksanakan counter campaign atau penyadaran bagi para homosex.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah cerita wacana "keberpihakan":

Di ketika Nabi Ibrahim dibakar raja Namrud, seekor semut membawa setetes air. Seekor burung kemudian bertanya, "untuk apa kau bawa air itu?"

"Ini air untuk memadamkan api yang sedang memperabukan kekasih Tuhan, Ibrahim."

"Hahaha... Tak akan guna air yang kau bawa," kata burung.

"Aku tahu, tetapi dengan ini saya menegaskan di pihak manakah saya berada".

Wallahualam.

***

وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةً۬ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةً۬‌ۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ

"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Tuhan amat keras siksaan-Nya." (QS Al-Anfal: 25)


Share Artikel: