Membaca Kerelaan Ade Armando Untuk Disejajarkan Dengan Binatang
[PORTAL-ISLAM.ID] Ade Armando merupakan seorang tenaga pendidik, hebat komunikasi, dan jurnalis. Ia mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Salah satu quote nya yang fenomenal ialah “Karena saya menghargai semua ciptaan Allah, saya nggak keberatan disejajarkan dengan anjing dan babi” (sumber: Wikipedia).
Anjing dalam banyak literature dikatakan binatang yang setia pada tuannya. Dia sanggup lari pontang panting mengejar bola yang dilempar tuannya, dan kembali mengantarkan bola tersebut ke tangan tuannya. Anjing ialah binatang yang terang-terangan ketika berinteraksi dengan manusia. Mereka menyambut Anda di depan rumah, menjilat muka Anda ketika pagi. Jika Ade Armando tidak keberatan disejajarkan dengan anjing, mungkin seharusnya Ade juga tidak keberatan bila ditanya siapa tuannya.
Anjing juga dikenal sebagai binatang yang pintar. Hewan ini dinilai unggul dalam komunikasi dan interaksi dengan manusia. Anjing juga dikenal sebagai binatang yang unggul dalam duduk kasus solving. Binatang ini sanggup mengambil tindakan-tindakan impulsif yang tidak disangka-sangka.
Tidak hanya anjing yang pintar. Kita harus mengakui Ade Armando ialah orang arif yang tersertifikasi secara keilmuan. Dia merupakan jebolan Universitas Indonesia (UI), S2 dari Florida State University, Amerika Serikat dan S3 ia selesaikan kembali di almamater lamanya yaitu UI.
Sebagai orang yang berpendidikan sekaligus hebat komunikasi, agaknya Ade Armando telah menakar apa yang ingin dilemparnya ke publik. Kata-katanya sangat sulit ditakar sebagai ujaran kebencian. Hal ini dibuktikan dengan di SP3 kan masalah pelanggaran UU ITE oleh Polda Metro Jaya sesudah sebelumnya ia menyatakan “Allah Bukan Orang Arab” dalam cuitannya.
Baca juga Partai Terkorup 2017; Golkar dan PDIP Masih Juara
Namun, kata-kata Ade ini lebih berbahaya daripada sekedar hate speech (ujaran kebencian). Menurut Cherian George yang merupakan professor jurnalisme Hong Kong, mengingatkan ancaman yang lebih besar dari hate speech, yaitu hate spin (pelintiran kebencian) sebagai upaya rekayasa ketersinggungan demi keberlangsungan demokrasi. George juga mengingatkan perlunya menyingkap kepentingan para bintang film politik dibaliknya.
Kembali ke anjing, binatang penjilat ini juga termasuk kategori binatang yang bermanfaat bagi manusia. Misalnya, anjing sanggup dijadikan binatang penjaga rumah ataupun dijadikan binatang berburu. Ia akan sangat pasif bila lingkungannya terlihat aman, namun ia akan berlaku reaktif ketika lingkungannya terganggu. Selain itu, sebagai binatang berburu, anjing dikenal binatang yang arif dalam menyergap sasaran buruan.
Ade Armando merupakan orang yang mengagumi Jokowi. Tidak tanggung-tanggung ia menyampaikan Jokowi sebagai hebat nirwana dalam akun facebooknya. Sontak unggahannya tersebut menjadi bulan-bulanan netizen. Tidak sedikit yang menganggap Ade Armando kehilangan nalar sehatnya.
Ade Armando pasca kekalahan Ahok di Pilkada DKI juga sempat menyampaikan orang yang menentukan Ahok ialah orang arif dan yang menentukan Anies ialah orang bodoh. Dia menganggap kemenangan Anies lebih dikarenakan lebih banyak orang bodoh. Kekagumannya yang hiperbola kepada Jokowi dan pembelaannya kepada Ahok, menjadikan persepsi publik bila ada udang di balik bakwan dibalik tindak tanduk laki-laki kelahiran Jakarta tersebut.
Baru-baru ini masyarakat kembali geram dengan pelintiran kebencian yang dilakukan Ade Armando. Ia memposting foto Habib Rizieq bersama sejumlah alumni 212 dengan pakaian natal. Beberapa kelompok mulai melaporkan Ade Armando ke pihak yang berwajib.
Ada pepatah usang yang menyampaikan, apa yang kau ucapkan ialah cerminan dirimu. Jika kita sering menjelek-jelekkan orang lain, bukan berarti kita lebih baik dari orang yang kita jelekkan, sanggup jadi kita lebih buruk daripada orang yang kita jelekkan. Jika Ade Armando tidak segan-segan mensejajarkan dirinya dengan anjing, maka kita sanggup menyimpulkan menyerupai apa Ade Armando dengan segala tindak tanduknya.
Ade Armando sebagai seorang tenaga pendidik, tentu kita menaruh hormat atas keilmuannya. Tapi perilaku hormat itu dihentikan mengurangi perilaku kritis kita atas buah pikirannya. Adab merupakan buah dari ketinggian ilmu. Itulah yang dikatakan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk, semakin tinggi ilmu seseorang semakin baik jugalah hendaknya adabnya.
Penulis: Berry Salam, Pegiat Masyarakat Berkeadilan