[PORTAL-ISLAM.ID] Kematian Muhammad Mursi, presiden sah Mesir yang terpilih secara demokratis, telah mengguncang para pemimpin dunia yang lurus.
Moncef Marzouki, Presiden pertama Tunisia pasca Arab Spring, tak kuasa menahan tangis dan sesunggukan saat diwawancara Tv Aljazeera terkait kematian Mursi di persidangan 17 Juni 2019.
Moncef Marzouki adalah tokoh sekuler, aktivis HAM, dokter, dan politikus Tunisia. Pada 12 Desember 2011, dia terpilih menjadi Presiden Tunisia sementara Majelis Konstituante. Ia terpilih sebagai presiden keempat Tunisia, dan presiden pertama yang terpilih secara demokratis di era pasca-revolusi Arab Spring. Marzouki merupakan capres dari Partai Republik.
Pada masa kepemimpinan Presiden Ben Ali, Marzouki yang merupakan opisisi terkuat ini sempat diasingkan ke Perancis selama satu dekade. Marzouki selama ini dikenal sebagai Ketua Liga Tunisia bagi Penegakan HAM (Tunisian League for the Defence of Human Rights/LTDH) sejak tahun 1989.
Baca Juga
- Info terbaru AS sudah siapkan 6 pesawat pembom siluman B-2 untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
"The symbol is strong & telling: #MonsefMarzouki, a staunch secularist, mourns #MohammadMursi, leader of the most powerful Arab islamist force. This is what #ArabRevolution were & are (partly of course) about: opening an inclusive political space to all -despite all costs & odds," kata Joseph Bahout di akun twitternya yang memposting video saat Moncef Marzouki menangisi kematian Mursi.
This is a very moving tv segment...#Tunisia’s 1st post-revolution President, irresistibly weeps after evoking the fate of #Egypt’s first democratically elected President dead in court yesterday.pic.twitter.com/zGMi43CqV5— Joseph Bahout باحوط (@jobahout) 18 Juni 2019
The symbol is strong & telling:#MonsefMarzouki, a staunch secularist, mourns #MohammadMursi, leader of the most powerful Arab islamist force.— Joseph Bahout باحوط (@jobahout) 18 Juni 2019
This is what #ArabRevolution were & are (partly of course) about: opening an inclusive political space to all -despite all costs & odds.