Jawaban atas Fitnah “Khaled Mashal Hidup Mewah Dari Donasi Palestina”
[PORTAL-ISLAM] Akhir-akhir ini beredar fitnah terhadap tokoh Hamas, Khaled Mashal. Beliau dituduh hidup bergelimang harta di Qatar dari hasil donasi untuk perjuangan Palestina. Dari hasil penelusuran kami di Google, berita-berita negatif terhadap Khaled berada di urutan teratas. Untuk itu, melalui tulisan ini kami mencoba membantah tuduhan-tuduhan tersebut.
Fitnah:
“Sosok Khaled Mashal inilah tokoh yang paling utama teroris, pemegang remote control jarak jauh setiap kali Hamas (Gerakan Pertahanan Islam) melakukan aksinya, mengganggu ketenangan Israel, sebagai proxy Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.” tulis suara.com dengan nada tendensius yang langsung menggiring opini bahwa Mashal “tokoh teroris.”
“Diketahui Khaled Mashal hidup mewah di Doha, Qatar, dengan total kekayaan pribadi hasil perhitungan para analis terorisme mencapai Rp36,400 triliun (US$2,6 miliar) pada tahun 2020. Khaled Mashal, terus bergelimang harta di Doha, di balik ratusan warga Palestina di Gaza, yang selalu menjadi korban jiwa, setiap kali konflik dengan Israel.”
“Dompet Khaled Mashal terus menebal setiap kali muncul konflik antara Israel dan Palestina. Khaled Mashal menyusun proyek agitasi, di mana berbagai bentuk audio visual palsu, berupa derita nestapa rakyat Palestina.”
“Masyarakat beragama Islam dari berbagai negara, mengumpulkan donasi dan uangnya masuk satu pintu, yaitu Khaled Mashal. Uang hasil donasi, kemudian dibelikan senjata, biaya pelatihan militer, hingga mendidik tenaga perakit roket dan bom, sekitar 40 persen dari dana donasi yang masuk. Dan sisanya, sekitar 60 persen, untuk biaya hidup bermewah-mewahan Khaled Mashal dan petinggi Hamas lainnya yang tengah berada di luar negeri.
“Agen intelijen asing yang negaranya menjadi pesaing Amerika Serikat (AS), seperti Federasi Rusia, China, hingga Iran, serta menginginkan Hamas menjadi proxy, selalu menghubungi Khaled Mashal di Doha.”
Bantahan:
Pertama, portal suara.com mengakui mengambil referensi dari berbagai sumber tanpa menyebutkan referensi itu. Dari bahasa yang digunakan, tampak seperti karangan, tanpa sumber valid. Seharusnya, yang membuat berita bisa memberikan referensi dari mana mereka dapat berita. Misal buku, link berita, analisa pakar Dll. Paling tidak, para pengamat itu punya dalil ilmiah dan terukur. Suara.com hanya mengangkat isu recehan seperti ini supaya jadi berita sensasional. Kami yakin mereka tidak bisa memberikan bukti itu. Data kekayaan Mashal yang mereka sebut saja beda. Media sekelas Forbes pernah mencatat bahwa kekayaan Hamas saat ini cuma 1 milyar dolar dimana setiap tahun dana masuk ke Hamas 800 juta dolar dan uang ini mayoritas masuk ke urusan pertahanan. Intinya, dasar mereka mengklaim bahwa petinggi Hamas hidup bermewah-mewah dari mana?
Kedua, kalaulah semisal Khaled Mashal benar-benar korupsi, mungkin dia sudah selesai namanya di internal Hamas sendiri. Khalid Mashal merupakan penggalang dana bagi Hamas, dia lah yang melobi di sana sini. Coba bayangkan kalau sampai penggalang dana utama diisukan korupsi dan misalnya terbukti? Tidak akan ada lagi donasi yang masuk apalagi melibatkan Mashal. So far, beliau aman-aman aja, bahkan kembali dipercaya menjabat. Mashal merupakan birokrat dan fundriser Hamas yang handal, sampai-sampai dulu jadi target utama Israel dan hampir mati diracun.
Ketiga, di Hamas tidak ada yang lebih tinggi posisinya daripada majelis syura. Apakah pihak yang menyebar fitnah berpikir Hamas dikangkangin oleh Mashal, lalu Mashal bisa seenaknya mau berbuat apa saja atas nama Hamas? Padahal tokoh-tokoh Hamas dipantau secara ketat. Mau nilep donasi bagaimana?
Keempat, bagi Israel, salah satu kekuatan gerakan Hamas itu dari donasi yang masuk, kalau donasi berkurang atau terputus misalnya, otomatis pergerakan mereka terhambat. Jadi sebisa mungkin mereka menciptakan isu-isu seperti ini. Kalau memang benar Mashal korupsi, media-media ternama Israel akan menjadikan ini sebagai headline. Bagaimana bisa yang menulis fitnah terhadap Mashal tahu beliau dapat fee dari china, Rusia dan Iran karena menjual Hamas untuk jadi proxy mereka? Secara logika saja sudah tidak masuk.
Kelima, tuduhan petinggi Hamas korupsi itu sebenarnya tuduhan sampah, orang-orang dengan wawasan yang cukup mumpuni tentang IM dan Hamas tidak akan seteledor itu bikin tulisan murahan tentang Hamas, karena mereka tahu bagaimana IM dan Hamas dalam mengelola uang, dan korupsi itu sesuatu yang hampir tidak mungkin. Tulisan seperti ini memang ditujukan untuk pembaca-pembaca awam.
Keenam, terkait foto-foto tentang Khaled Mashal berada di rumah mewah, foto-foto tersebut diambil oleh wartawan Australia. Foto-foto itu di beberapa tempat yang berbeda, salah satunya di rumah mewah milik “kolega”nya yang tidak disebutkan namanya.
Fasilitas-fasilitas mewah bagi Khaled diduga diberikan oleh keluarga kerajaan Qatar atau donatur-donatur mereka di sana. Khalid Mashal sendiri memang dekat dengan kaum elit Teluk, ia besar dengan lingkungan istana Kuwait, di mana ayahnya pernah menjabat sebagai salah satu imam resmi mesjid milik kerajaan.
Di Qatar, markas Hamas dulu merangkap rumah para petingginya termasuk Mashal. Jadi wajar juga jika ada orang yang mengarang cerita tentang Hamas sesuai dengan imajinasi liar mereka, karena organisasi ini emang tingkat kerahasiaannya mengalahkan CIA. Namun, sekali lagi, dengan logika sederhana saja, jika Mashal seorang yang korup, tentunya Hamas akan memecat dia dan ditinggalkan oleh para donaturnya di negara Teluk.
Dulu pernah selentingan kalau Hamas menginvestasikan sebagian uang mereka di usaha properti di Qatar tapi ini juga belum terkonfirmasi, lagi pula Hamas tidak bisa terang-terangan declare mereka investasi di mana atau memutar aset mereka dengan cara apa. Bisa-bisa nanti aset-aset mereka yang masih aman diburu. Dana yang masuk ke Hamas itu dari pajak di Gaza dan donasi afiliasi-afiliasi IM global, donasi pengusaha-pengusaha besar di negara-negara teluk, donasi emir Qatar, tapi semua data ini tidak akan bisa dibuka secara umum. Bahkan dinas intelejen Israel dan Amerika saja setengah mati melacak darimana saja uang-uang Hamas berasal. Satu-satunya dulu yang pernah terlacak dari Holy land foundation yang jadi kasus di Amerika.
Ketujuh, yang sudah terkenal suka korupsi itu faksi Fatah, orang Palestina juga sendiri sudah hafal karakter Fatah. Dan semua donasi resmi untuk Palestina dari seluruh dunia masuk lewat PA yang dikuasai Fatah. Kenapa bukan itu yang dibahas dan dibesarkan? Karena itu pula, banyak lembaga yang menyalurkan donasi mereka bukan melalui pemerintah resmi Palestina, tapi antar lembaga/LSM/NGO. Akhir kalam, media online minim referensi seperti suara.com ini layak diboikot oleh netizen. [FYS]
(Sumber: Turkinesia)