Pak Anies di Masjid Kampus UGM, CERAMAH RAMADHAN BERASA ORASI POLITIK, Jamaah Ribuan Membludak
CERAMAH RAMADHAN BERASA ORASI POLITIK
Laporan: Among Kurnia Ebo
Meski diguyur hujan, Senin (3/3/2025), jamaah tarawih Masjid Kampus UGM tetap meluber bahkan sampai teras dan halaman samping Masjid. Mungkin lima ribu lebih audiens yang hadir. Karena luar dalam atas bawah full manusia.
Acara dimulai dengan shalat Isya. Dilanjut dengan tarawih dengan formasi 4-4-3 yang memang lazim di banyak Masjid di Yogya. Setelah salat witir selesai, panitia Ramadhan di Kampus UGM langsung berdiri di mimbar mengumumkan beberapa agenda RDK (Ramadhan Di Kampus) ke depan. Begitu pengumuman selesai, tanpa panjang lebar sang pembicara yang sudah ditunggu-tunggu hadirin yakni Anies Baswedan dipersilakan naik ke mimbar untuk memberikan kultumnya (kuliah 70 menit).
Mengawali ceramahnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyapa dengan cara yang cerdas. "Semuanya mahasiswa di sini? ". Kontan dijawab ya secara serempak oleh semua yang ada di depannya. "Berarti punya ijazah SMA? Karena untuk masuk perguruan tinggi kan harus punya ijazah SMA?". Secara serempak pula dijawab yaaaa oleh semua yang hadir. Anies berhenti sejenak. Baru melanjutkan perkataannya, "ijazah SMA-nya asli nggak?" Spontan suara tawa langsung menggelegar.
Begitulah, ketika pembicara yang expert paham memainkan suasana audiens dan bisa menakar kecerdasan audiens di depannya. Bisa melontarkan joke yang segar dan langsung terkoneksi. Meski tak menyebut nama siapa pun tapi audiens paham apa yang dimaksud pembicara. Ketika semua audiens sudah berada dalam kesamaan frekuensi barulah Anies Baswedan masuk ke dalam pembicaraan inti: Infrastruktur Pendidikan dan Kualitas Manusia Indonesia Masa Depan!
....
Berhamburan pertanyaan kritis dari mahasiswa pada malam tadi. Saya belajar banyak bagaimana cara Anies menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit itu. Taktis. Tapi diselipi dengan humor cerdas biar tidak terasa sarkas.
Termasuk ketika ada pertanyaan apa yang bisa merusak masa depan Indonesia terutama demokrasinya. "Saya beritahu ya? Tapi bukan untuk dilakukan. Tapi untuk dihindari dan dicegah. Setelah tahu ini jangan dilakukan," kata Anies.
Anies menguraikan... Demokrasi bisa dirusak dengan tiga cara. Pertama, ubah aturan mainnya sesuka hati. Kesepakatan bersama tiba-tiba bisa diubah di ruang-ruang gelap atas nama demokrasi. Otomatis tatanan akan rusak seketika.
Kedua, singkirkan kompetitor yang dianggap paling potensial dengan cara apapun. Lewat jalan mana pun. Lewat tangan siapa pun. "Itu sudah ada contohnya di Indonesia. Salah satunya dalam kompetisi di Pilkada Jakarta kemaren," jelasnya yang langsung disambut geeeeer audiens.
Ketiga, kendalikan dan atur wasitnya. Wasit yang seharusnya mengendalikan dan mengatur pertandingan sesuatu peraturan yang ada dikondisikan sedemikian rupa supaya bukan dia yang mengatur jalannya pertandingan tapi malah diatur dari luar dengan beragam infiltrasi.
"Jika ketiganya dilakukan semuanya. Apalagi sistematis dan masif maka tamatlah sudah itu demokrasi," ungkap Anies.
"Mahasiswa harus belajar dari peristiwa itu. Dan jangan pernah mengikutinya. Tapi bagaimana mencegahnya dan menghindarinya. Dengan bersuara atau gerakan-gerakan nyata untuk memprotesnya. Menyatakan bahwa yang begitu itu tidaklah benar," tandasnya.
SIMAK SELENGKAPNYA VIDEO FULL CERAMAH PAK ANIES PLUS TANYA JAWAB
[VIDEO]