[Catatan Saksi Mata] Ada Yang Tidak Beres Di Agresi Indonesia Bela Palestina Kemarin


[PORTAL-ISLAM.ID] Ada yang janggal didalam Aksi Bela Palestina 1712, yups...kalian yang terbiasa ikut Aksi Bela Islam, niscaya juga merasakan.

Ini hanya sebagai CATATAN dari saksi mata... semoga di masa depan dapat lebih diantisipasi.

Bagaimanapun, para ulama kita sudah menyatakan, jangan dipertajam perbedaan, perbesar persatuan. Ulama panutan kita, walaupun ibarat di'kerdilkan', tapi masih berbesar hati dan jiwanya.

Tulisan mas Al Ghifari ini niscaya banyak yang mencicipi dikala Aksi Bela Palestina di Monas kemarin, terutama yang di area depan panggung.

***


Ada "Yang Tidak Beres" di Aksi Indonesia Bela Palestina Kemarin

Oleh: Al-Ghifari
(Saksi di Reuni 212, Live ILC dan Aksi Bela Palestina 1712)

Saya ialah penerima Aksi Bela Palestina di Monas pada 17 Desember 2017 yang diadakan oleh MUI bersama ormas-ormas Islam, kelompok pengajian dan banyak sekali elemen masyarakat.

Saya tiba semenjak pukul 03.00 pagi, ikut shalat subuh berjamaah bersama puluhan ribu orang dan hadir di barisan terdepan semenjak jadwal mulai hingga jadwal selesai.

Saya menyaksikan bagaimana tokoh-tokoh saling bergantian untuk maju memberikan orasi nan penuh semangat menggerakkan hati umat biar senantiasa bersatu bela Palestina.

Dari seluruh tokoh yang hadir, salah satu tokoh yang saya perhatikan sangat atraktif ialah salah satu Ketua PBNU KH. Marsyudi Suhud. Saat jadwal kemarin didapuk menjadi Ketua Pelaksana Aksi Bela Palestina.

Kenapa saya perhatikan? Karena pertama, ini tokoh unik. Dianggap berpikiran maju alasannya ialah membolehkan mengucapkan natal dan bahkan memberi ceramah rohani pada dikala perayaan Natal.

Kedua, populer nyentrik dikalangan Kyai PBNU dan berbeda dengan Kyai pada umumnya yang tawadhu dan menjunjung tinggi adat serta menjaga tingkahnya dari gunjingan umat.

Bahkan foto kyai ini dengan seorang wanita yang bukan istrinya dan nampak mesra, dengan mengedepankan husnudzon saja, tampaknya tidak patut untuk dishare ke publik.

Ketiga, dalam jadwal ILC dikala membahas kontroversi Reuni 212 yang dipermasalahkan, dia nampak tidak terperinci penyikapannya. Bahkan berkali-kali dibelakang panggung ILC sering ngobrol berempat dengan Denny Siregar, Abu Janda dan Aan Anshori.

Dua orang ini (Denny Siregar dan Abu Janda), kita sudah tahu sendiri sepak terjangnya...

Aan Anshori sendiri mengaku tokoh muda NU yang berjuang untuk kesetaraan. Dalam banyak sekali bisik-bisik di kalangan aktivis, Aan semangat sekali membela LGBT. Apakah dia juga Gay ibarat foto dan kabar yang beredar di sosmed?

Kyai Marsyudi ini dibelakang live ILC selalu bersama mereka. Ingat hadits Rasul; "Ruh-ruh itu ibarat tentara yang berhimpun yang saling berhadapan. Apabila mereka saling mengenal (sifatnya, kecenderungannya dan sama-sama sifatnya) maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda maka akan tercerai-berai.”

Saya bicara dalam hati "ngga beres ini kyai", dikala dia bolak balik berempat di ruangan ILC. Tapi baiklah, kita kedepankan perilaku positif. Dan begitu juga dikala di panggung Aksi Bela Palestina kemarin.

Awalnya, ketika mewakili PBNU untuk berorasi, tidak ada yang janggal. Saya catat semua kata-katanya. Tentang perlunya kita bela Palestina alasannya ialah kesepakatan Allah.

Juga mengajak kepada bangsa di dunia yang lain untuk mewujudkan Palestina merdeka dan berdaulat. Dan mendorong segenap umat Islam untuk terus mendukung rakyat Palestina hingga mendapat hidup yang damai.

Kecuali soal ledekan Al-Aqsa dan Quds yang dia baca dengan sebutan Kudus. Walaupun itu joke ya.

Saat final jadwal pembacaan Petisi MUI menolak Yerusalem sebagai ibukota Israel yang dibacakan oleh Sekjen MUI itulah kejadian itu terjadi. Saat proses pembacaan awalnya memang ada keributan dibelakang ulama antara Kyai Marsyudi dengan beberapa ulama. Nampak ketegangan.

Sesaat sehabis petisi dibacakan, tiba-tiba KH. Marsyudi merebut mic MC yang dipegang oleh KH. Bahtiar Nasir. Dan eksklusif hendak menutup jadwal berbicara "pembacaan do'a oleh...[dan seterusnya].."

Untungnya panitia dan massa di depan berkata kompak "beluuuum".

Awalnya, insiden ini, oleh kita yang didepan panggung mengira hanya miskomunikasi. Tapi agak lucu. Karena penanggungjawab jalannya jadwal dapat diambilalih micnya dan ada perubahan acara.

Keanehan lain nampak. Saat bawah umur muda diminta orasi, ada dua nama yang diteriakan massa umat. Fahri Hamzah dan Felix Siauw. Massa merasa tidak puas alasannya ialah dua tokoh muda ini tidak tampil.

Tampak Kyai Marsyudi kembali bersitegang dengan panitia pengatur jalannya acara. Entah apa yang diperbincangkan. Tapi yang jelas, jadwal sehabis itu jadi ibarat tidak teratur rapi.

Kenapa umat hanya berteriak Fahri Hamzah dan Felix Siauw. Saya yakin ini soal hati dan perasaan umat dan rakyat yang dapat diwakili oleh mereka berdua. Mereka ialah bintang ILC dikala tema "212: Perlukah Reuni".

Fahri Hamzah sendiri ialah orator yang kata-katanya di orasi Reuni 212 dua pekan kemudian menjadi viral dan terus jadi narasi yang mengisi umat hingga sekarang. Wajar umat merindukan hadir.

Umat tentu saja bertanya. Ini ada apa? Kenapa mereka tak muncul berorasi padahal sudah berada di panggung? Apakah ketegangan itu dapat diasumsikan bahwa memang ada koordinasi yang tak final dikalangan ormas? Adakah aktivitas lain yang masuk? Adakah proses pembusukan dan pengkerdilan?

Kepada para pemimpin umat. Tolong jangan mau dijebak dan ditakuti atau dikecilkan. Kesadaran umat sudah mengalir dan menemukan bentuknya. Orator dan pemimpin narasi ibarat Fahri dan Felix harusnya ditampilkan.

Janganlah mau kita disetir oleh opini soal ormas anti Pancasila, antikebhinnekaan, radikalisme dan lain sebagainya. Apalagi dijebak kesepakatan-kesepakatan dengan orang-orang yang ingin mengkerdilkan gelombang umat.

Umat sudah bersatu. Segera penjelasan insiden kemarin. Jangan mau lagi disabotase atau dikerdilkan gerakan ini. Wassalam.


(Baca: Ternyata Sosok Kontroversi Aksi Bela Palestina Marsudi Syuhud Pernah Berkunjung ke Israel dan Bertemu Presiden Israel)

___
*Sumber: fb

Share Artikel: