@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Merinding.. Gerakan Kebangkitan Indonesia Menggema Di Makassar


[PORTAL-ISLAM.ID]  Ketika usai program Deklarasi Gerakan Kebangkitan Indonesia, 07/01/2018 di gedung Is Plaza Jaktim, temen-temen pemrakarsa heran dan bertanya, siapa anak muda yang duduk di sebelah Jenderal Djoko Santoso? Selidik punya selidik, anak muda itu Yakub A. Arupalakka. Konon ibunya keturunan Arung Palakka (Aru Palakka) Sultan Bone 1672. Sejarah mencatat Aru Palakka sendiri mempunyai 2 gelar, antara beliau hero atau pengkhianat.

Dia hero bagi rakyat Bone. Aru Palakka telah membebaskan rakyat Bone dan Kesultanan Bone dari penjajahan Gowa di kala itu. Namun dari sisi lain disebut pengkhianat sebab dalam menyerang Gowa, Aru Palakka bersama VOC, sehingga November 1667 Sultan Hasanuddin mengalah dengan perjanjian Bongaya. Artikel ini tidak mempersoalkan sejarah tersebut, hanya sebagai latar belakang, Yakub A. Arupalakka itulah inisiator yang menggemakan Gerakan Kebangkitan Indonesia (GKI) di Makasar. 

Yakub A. Arupalakka mencermati Visi dan Misi GKI. Darah leluhurnya yang mengasihi tumpah darah Bone, mengalir dalam darahnya juga. Dia ketika ini mengasihi Indonesia sebagai tanah kelahiran dan tumpah darahnya. Hatinya tergerak, Indonesia harus bangun dan bergerak sebelum NKRI punah. Perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional yang disampaikan Prijanto, Djoko Santoso dan Hariman Siregar ketika deklarasi GKI telah meracuni dirinya.

Tepatnya, 18 Feb 2018, di hotel Aryaduta Makasar, 10 orang Deklarator GKI Makasar, Yakub A. Arupalakka, M. Akis SH, Abd Kadir, Ir. Hj. Irawati Slamet, H. Hamzah SE, Muhammad Syafior, Andi Makaratte SE, Andi Asruddin, Abdul Kadir, Andi Makkasau SE, dihadapan kurang lebih 300 seruan masyarakat Makasar, telah berdeklarasi :

Bismillahhirohmanirrohim. Dengan ini kami pemrakarsa Gerakan Kebangkitan Indonesia, mengajak bangsa Indonesia untuk bangkit, bergerak, demi terwujudnya impian Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Aman, Tentram, Adil dan Makmur biar Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak Punah. Semoga Tuhan SWT meridhoi bangsa Indonesia. Amin”.

Hariman Siregar salah satu pemrakarsa GKI Jakarta memperlihatkan sambutan dan menjelaskan perihal bahaya kepada Indonesia dalam semua aspek kehidupan (Ipoleksosbud Hankam). Karena itulah, dengan mencermati kondisi riil ketika ini, lahirlah ‘gerakan’. Gerakan atau ‘movement’ lahir dari adanya inspirasi atau gagasan riil atas kondisi yang ada. GKI Makasar secara struktural tidak ada relasi dengan GKI Jakarta, kata Hariman.
Namun kedua GKI mempunyai relasi emosional sama untuk mewujudkan visi Indonesia yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat, Aman, Tentram, Adil dan Makmur. Di samping itu mempunyai misi yang sama yaitu mengedukasi dan mengajak untuk menentukan Pemimpin Pancasilais, Kembali ke Undang-Undang Dasar 45 Asli Untuk Disempurnakan, membangun Persatuan Indonesia dan memperkuat Kemandirian Bidang Ekonomi dengan basis ekonomi kerakyatan.

Sedangkan Jenderal Tentara Nasional Indonesia Purn Djoko Santoso bicara perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional. Djoko Santoso menyitir pendapat seniornya, Jenderal Tentara Nasional Indonesia Purn Widjojo Soejono yang merasa khawatir dengan keadaan ketika ini, adanya invasi senyap terhadap Indonesia pada aspek kultur, ekonomi dan migrasi, yang sanggup menciptakan NKRI punah. 

Kepunahan ini oleh Djoko Santoso dikaitkan adanya goresan pena yang memprediksi tahun 2030 akan ada perang Amerika versus China, yang berdampak hilangnya Indonesia dalam percaturan. Di final penjelasannya, Djokosan mengajak para hadirin untuk bangun dan bergerak untuk merebut hak-hak bangsa Indonesia, prihatin dan berdoa. Mengapa perlu berdoa, sebab perbandingan daya tempur relatif yang tidak seimbang sehingga harus memohon santunan Tuhan YME.

Dari banyak sekali pertanyaan dari undangan, sanggup ditarik kesimpulan umumnya mereka juga sudah mencicipi sendiri atas situasi negeri ketika ini sehingga cepat memahami dan siap berbuat demi negara dan bangsa Indonesia. Ada beberapa tokoh yang siap bergabung dengan GKI. Tercatat oleh saya antara lain Ir. Asmin Amin, mantan anggota dewan perwakilan rakyat RI 2009-2014 dan Komisaris Besar Pol Purn Drs. Ishak Abbas SH yang ketika ini banyak terlibat acara diberbagai organisasi kemasyarakatan. Menggemanya GKI di Makasar kiranya akan bersambut di kota-kota lainnya. Selamat mengabdi dan berjuang GKI dan masyarakat Makasar, semoga pejuangan kita diridhoi Tuhan SWT. Insya Allah. Amin 

Penulis: Prijanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta 2007-2012)