[PORTAL-ISLAM.ID] HONG KONG - Ribuan demonstran anti-RUU Ekstradisi kembali turun ke jalan Jumat siang hingga Sabtu dini hari (22/6/2019).
Para demonstran mengepung markas polisi Hong Kong.
Pada hari Jumat, massa demonstran yang sebagian besar adalah mahasiswa beraksi dengan topi, kacamata pelindung, dan masker wajah. Mereka menuntut pemimpin Hong Kong yang pro-Beijing, Carrie Lam, menarik dan membuang RUU Ekstradisi.
Laporan media setempat mengatakan para demonstran sepanjang siang hingga malam tadi melempari markas polisi dengan telur.
Polisi memindahkan barikade pada Sabtu pagi. Beberapa petugas polisi bisa pulang setelah lebih dari 15 jam markas mereka diblokade.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu pagi, polisi mengatakan tindakan para pengunjuk rasa telah secara serius memengaruhi pekerjaan mereka termasuk penyediaan layanan darurat kepada publik.
Baca Juga
- Sarawak baru saja mengumumkan pendidikan tinggi gratis untuk semua warga Sarawak yang belajar di universitas
- Investor Korea resah, sudah terlanjur invest Triliunan Won di Indonesia kini terancam pasca UU TNI disahkan
- Mantan Jaksa AS ditemukan tewas di tempat tidurnya, dia mengusut kasus masuknya warga Israel secara ilegal
"Saya sekarang meminta anggota masyarakat untuk pergi sesegera mungkin," kata juru bicara kepolisian Yolanda Yu pada konferensi pers.
Di luar markas polisi, aktivis Joshua Wong meminta polisi untuk menjawab tuntutan atas taktik "tangan besi" yang digunakan selama protes massa pada 12 Juni lalu, termasuk penembakan 150 putaran gas air mata, peluru karet dan pemukulan terhadap demonstran yang tidak bersenjata oleh polisi dengan pentungan.
"Kami...mendesak polisi untuk meminta maaf kepada orang-orang atas penggunaan taktik semacam itu dan pelabelan pertemuan (demonstran) ini sebagai kerusuhan," Joshua Wong.
[video - Pengunjukrasa Hong Kong Memblokir Markas Besar Polisi Setelah Tuntutan Tidak Terpenuhi]