Membaca Langkah Erdogan-Turki di Idlib
Pasukan Turki dikirim untuk mencegah konflik di Idlib Suriah
Setidaknya lima tentara Turki tewas dan lima lainnya cedera dalam serangan oleh pasukan rezim Assad di provinsi barat laut Idlib, Suriah, Senin kemarin (10/2/2020) waktu setempat. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Nasional negara itu dilansir Anadolu Agency, Selasa (11/2).
Peristiwa itu terjadi setelah serangan serupa oleh pasukan rezim pekan lalu di Idlib yang membunuh tujuh tentara Turki, dan melukai lebih dari selusin orang.
Akibat eskalasi itu pasukan Turki telah dikirim ke Idlib.
"Pasukan Turki dikirim sebagai bala bantuan untuk mencegah konflik di Idlib, untuk memastikan keamanan perbatasan, dan untuk mencegah migrasi dan tragedi kemanusiaan datang di bawah tembakan artileri yang intens oleh pasukan rezim," kata Kementerian Pertahanan Turki dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut dikatakan target musuh segera dihancurkan, menambahkan bahwa pihak berwenang sedang memantau situasi di wilayah yang bergejolak. Pasukan Turki berada di Suriah barat laut, tepat di seberang perbatasan Turki, sebagai bagian dari misi anti-teror dan perdamaian.
Idlib telah menjadi basis kubu oposisi sejak pecahnya perang Suriah pada 2011.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Namun, lebih dari 1.800 warga sipil di sana telah tewas dalam serangan-serangan oleh rezim Assad dan pasukan Rusia sejak saat itu.
[ANALISA]
Berikut analisa pengamat internasional, @Hasmi_Bakhtiar, terkiat eskalasi di Idlib yang makin memanas:
- Gw membaca eskalasi terakhir di Idlib sebagai aksi bunuh diri yang dilakukan Asad. Baik Putin maupun Asad tau kalau Erdogan ga akan diam melihat tentaranya tewas, tapi Asad terlanjur menerima umpan Putin.
- Serangan yang dilakukan pasukan Asad dibantu tentara Rusia dan Iran di Idlib membut Trump dari jauh sumringah. Harapan Trump masuk gelanggang sekaligus menarik Turkey ke pelukan Amrik (kalau bisa).
- Banyak sebab membuat Turkey satu2nya pendukung Arab Spring yang masih eksis di Suriah hingga saat ini. Dulu ada Saudi yang sesumbar mengancam akan menghabisi Asad lewat operasi militer, tapi hari ini justru bersama Asad, hanya karena tidak suka Turkey.
- Hubungan Erdogan-Putin hari ini jelas bukan hubungan cinta, tapi hubungan dengan dasar kepentingan. Sejauh mana kepentingan mereka bisa bersama sejauh itu pula mereka akan akur.
- Putin sangat tau Turkey adalah sekutu terkuat sekaligus paling strategis. Jika Rusia kehilangan Turkey maka Rusia seperti kehilangan satu kaki di hadapan Amrik dan Uni Eropa terutama di Kawasan.
- Erdogan juga sangat paham di antara kelicikan Trump dan kebengisan Putin dia harus memilih Putin. Apalagi kepentingan Turkey dan Rusia sangat berhubungan erat seperti di Suriah dan Libya.
- Itu sebabnya ketika pasukan Asad di-backup pasukan Rusia menyerang Idlib balasan Turkey tidak hanya di darat tapi juga di meja perundingan, karena pada dasarnya keduanya saling membutuhkan.
- Prediksi gw ke depan, pertempuran pasukan Turkey vs Asad akan semakin sengit tapi di meja runding diplomat Turkey dan Rusia akan menemui kata sepakat. Tinggal Asad sendirian harus membayar nyawa tentara Turkey yang tewas.
- Tewasnya beberapa tentara Turkey dan sengitnya pertempuran di Idlib mematahkan fitnahan Saudi dan UEA yang selama ini melempar issue bahwa Turkey telah meninggalkan kaum revolusi Suriah. Hari ini Turkey kembali membuktikan bahwa mereka setia pada revolusi Suriah.
- Gw baca beberapa media Riyadh dan Abu Dhabi dari kemaren semuanya menyudutkan Turkey. Bahkan ada yang menulis “seandainya Turkey ga di sana maka Asad ga akan menyerang dan korban gak akan jatuh di Idlib”. Logika yang sangat hebat๐๐
- Turkey akan habis2an di Idlib krn di ujung sana ada issue Libya menunggu. Ini tentang nilai tawar Turkey di hadapan sekutunya, Rusia. Jika Turkey gagal di Idlib maka Turkey akan gagal di semua Suriah dan juga akan gagal di Libya. Wajar malam ini Erodgan terlihat sangat serius.
- Terakhir mari kita berdoa untuk rakyat Idlib yang saat ini merintih kedinginan di dalam tenda2 pengungsian. Mereka kebanyakan anak2 dan wanita. Semoga mereka segera Allah lepaskan dari diktator Asad. Ya Rabb.
(Sumber: Twit @hasmi_bakhtiar)