Prabowo akan bikin 40 SMA Unggulan Garuda bertaraf internasional dan guru dari luar negeri, terjadi Pro-Kontra
SEKOLAH GARUDA
UNGGULAN PRABOWO
Pemerintah bakal bangun SMA Unggulan Garuda yang siap jadi tempat belajar dengan kurikulum internasional dan guru dari luar negeri!
Presiden Prabowo Subianto ingin setiap anak mendapatkan akses ekosistem sains dan teknologi yang berkualitas.
Pemerintah punya target bikin 40 sekolah unggulan sampai 2029 nanti.
Jadi, bakal ada 20 SMA Unggulan Garuda yang baru, dan 20 SMA lainnya yang akan ditingkatkan jadi sekolah unggulan.
***
KEMENTERIAN Pendidian Tinggi, Riset, dan Teknologi berencana membangun SMA Unggulan Garuda pada tahun ini.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie mengatakan sekolah ini akan mendatangkan guru dari luar negeri untuk mengajar.
Stella menjelaskan kalau guru dari luar negeri nggak cuma sekadar ngajarin, tapi juga bakal memberikan wawasan yang lebih luas buat para siswa agar mereka bisa bersaing dan melanjutkan pendidikan di universitas-universitas top dunia.
Tapi, walaupun ada guru internasional, Stella juga menegaskan kalau mayoritas pengajar di SMA Unggulan Garuda adalah guru nasional.
Jadi, tetap ada keseimbangan antara yang lokal dan internasional.
Di balik rencana besar ini, Presiden Prabowo Subianto juga punya tujuan yang nggak main-main.
Beliau ingin setiap anak Indonesia bisa merasakan pendidikan berkualitas, terutama dalam sains dan teknologi.
Nah, mungkin kalian penasaran, bakal dibangun berapa banyak sekolah unggulan, kan?
Pemerintah punya target bikin 40 sekolah unggulan sampai 2029 nanti.
Jadi, bakal ada 20 SMA Unggulan Garuda yang baru, dan 20 SMA lainnya yang akan ditingkatkan jadi sekolah unggulan.
Pada 2025, pemerintah berencana bangun 4 SMA Unggulan Garuda baru di beberapa wilayah, seperti Ibu Kota Nusantara, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara.
Lalu, kurikulum apa yang akan digunakan?
Sekolah ini juga nggak main-main soal kurikulum! SMA Unggulan Garuda bakal menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB), yang katanya punya peluang 30% lebih besar bagi siswa untuk diterima di universitas top dunia.
Wah, peluangnya besar juga ya?🤔
Stella juga bilang kalau kurikulum Indonesia memang punya banyak kelebihan, tapi sayangnya nggak begitu dikenal di kampus internasional.
Jadi, IB bakal jadi pilihan biar siswa lebih siap bersaing di level global.
Tapi tenang, kurikulum IB nggak akan sepenuhnya lepas dari nilai-nilai lokal.
Mereka juga bakal memasukkan pelajaran agama dan kegiatan ekstrakurikuler yang khas Indonesia
Pasti pada penasaran deh, gimana cara masuk SMA Unggulan Garuda?
Tempo memperoleh salinan dokumen presentasi mengenai konsep SMA Unggulan Garuda.
Menurut isi dua dokumen tersebut, setiap satu SMA Unggulan Garuda akan memiliki total 480 siswa.
Sekolah ini menerapkan tiga jalur penerimaan, yaitu jalur afirmasi, jalur reguler, dan jalur paralel.
Jalur afirmasi diberikan untuk keluarga prasejahtera dengan kuota 30 persen dari total jumlah siswa.
Jalur reguler memberikan beasiswa kepada murid berprestasi. Anak yang lolos jalur ini juga akan mendapatkan beasiswa studi. Kuotanya sebesar 50 persen.
Jalur terakhir yaitu paralel yang merupakan jalur mandiri. Jalur ini khusus untuk anak dari keluarga mampu. Mereka akan membayar biaya sekolah, asrama, dan keperluan lainnya. Kuotanya 20 persen.
Dokumen itu juga menunjukkan rencana anggaran untuk membangun satu gedung SMA Unggulan Garuda. Perkiraan anggaran sebesar Rp 200 miliar.
Menurut isi dokumen itu pula, terdapat alokasi anggaran untuk menggaji guru asing hingga guru lokal. Kementerian Pendidikan Tinggi belum mengkonfirmasi dokumen ini.
Pro-Kontra
Namun, nggak semua orang sepakat dengan ide SMA Unggulan Garuda.
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji, menilai kalau pembentukan SMA Unggulan Garuda ini justru bakal menciptakan masalah baru.
Ubaid menilai akan ada stigma kelas dengan anak-anak bodoh, kelas dengan anak-anak orang kaya, atau kelas dengan anak-anak orang miskin.
Ubaid juga khawatir kalau program ini malah memperburuk ketimpangan kualitas pendidikan, terutama di luar Pulau Jawa.
"Setiap anak punya kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas," ujarnya.
Jadi, dia merasa program ini perlu dikaji ulang, karena bisa memperkuat diskriminasi antara sekolah unggulan dan tidak.
Dosen kurikulum dan teknologi pendidikan di Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan, mengatakan program SMA Unggulan Garuda perlu dikaji ulang.
Menurut dia, ada banyak hal yang mesti dipertimbangkan, dari dasar pemikiran, konsep program, hingga pertimbangan kondisi di lapangan yang berhubungan dengan SMA negeri.
"Jika yang diinginkan adalah menghasilkan siswa yang mampu masuk ke kampus-kampus bereputasi dunia di luar negeri, apakah tidak lebih efisien jika bertumpu pada SMA-SMA yang ada sekarang?" ujar Edi.
Edi menyoroti keberadaan sekolah unggulan yang dinilai lebih banyak mendapatkan perlakuan istimewa ketimbang sekolah lainnya.
Dia mencontohkan ketika masih ada program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada 2006.
Belakangan, RSBI dihapus pada 8 Januari 2013. Pembubaran ini diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan membatalkan Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kala itu, RSBI dihentikan karena adanya ketidakadilan dan ketimpangan.
Menurut Edi, saat itu RSBI justru memperoleh dukungan dari sisi pendanaan dibanding sekolah biasa. Padahal siswanya sama-sama warga negara Indonesia yang membutuhkan dukungan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Jika secara teknis SMA unggulan itu nanti sama dengan RSBI, kata Edi, hal tersebut bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi sehingga harus batal demi hukum.
(Sumber: TEMPO)
*komen netizen 👇
Pemerataan pendidikan ❌
— Kopi Pagi (@khoirulabroor) January 14, 2025
Meningkatkan kualitas Fasilitas Pendidikan ❌
Meningkatkan kualitas Pengajar ❌
Meningkatkan Upah Layak tenaga pengajar ❌
Membangun sekolah baru dengan standard baru ✅
Benerin aja sekolah2 yg skrg ada, bangun sekolah negri sebanyak2nya sampai kepelosok. Rekrut guru yg bagus dan gaji yang setimpal. Klo mau pake kurikulum IB, latih guru2 yg ada agar mendapatkan kelayakan sbg guru sekolah IB.
— Pink07black (@pink78303) January 14, 2025
Upgrade dulu lah existing SD-SMP-SMA yang ada supaya bottom line terangkat. Ibarat kata, IQ 78 dinaikkan dulu jadi IQ 100 misalnya. Setelah itu, monggo deh bikin sekolah unggulan internasional.
— Nofie Iman (@imanomics) January 14, 2025
A chain is only as strong as its weakest link.