@import url('https://fonts.googleapis.com/css2?family=EB+Garamond:ital,wght@0,400..800;1,400..800&display=swap'); body { font-family: "EB Garamond", serif; }

Pak Menteri, dari zaman Soeharto juga ini tuh sudah rahasia umum

Dari zaman Soeharto juga ini tuh sudah rahasia umum Pak Menteri, dari zaman Soeharto juga ini tuh sudah rahasia umum
Pak Menteri,

Dari zaman Soeharto juga ini tuh sudah rahasia umum.

Ada 170 juta hektare tanah di Indonesia. 70 juta adalah tanah non-hutan. Nah, dari 70 juta ini, 30 juta hektare dimiliki HANYA oleh 60 keluarga di Indonesia. Ini data versi pemerintah toh? Realnya bisa lebih gila, laut saja dikapling hari ini.

Clear sekali masalah ini. Maka, jika ada yg ternyata punya 1,8 juta hektare, nggak kaget. Dan ini tuh jadi kocak. Era 2014-2024, bukankah oposisi berisik sekali membahas soal ketimpangan ini? Berjanji jika kelompoknya jadi Presiden, berkuasa, akan membereskannya.

Nah, kapan mau dibereskan?

Langkah awal adalah: kamu buat daftar lengkap siapa 60 keluarga ini yang punya tanah banyak? Disusun gitu loh daftarnya, umumkan. Karena itu kan tanah Republik. Maka, semua orang berhak tahu datanya. Terang-terangan saja, siapa yang dapat konsesi tanah ribuan hektare ini? Lantas kamu mulai bereskan; itu yang punya tanah banyak, bayar pajak nggak? Apa yang dia kasih ke negara?

Termasuk saat Food Estate lagi semangat dikerjakan; siapa yang akhirnya, ehem, dapat konsesi tanah-tanah ini? Bukankah kalian menghabisi hutan-hutan loh? Nambah deh itu luasan tanah non hutan yang bisa jadi bancakan, bukankah begitu?
Pada intinya, buat siapapun kalian rakyat jelatah yang miskin; kalian punya tanah 1-2 hektare nggak usahlah jilatin elit-elit di atas sana. Karena mereka, mainannya ratusan ribu hektare, ujung ke ujung tanah miliknya. 

Apalagi, lah kamu, yang jangankan tanah, rumah saja masih ngontrak hingga detik ini, kok masiiih saja jilatin elit di atas sana?

Sungguh kamu lah yg paling patut dikasihani. Banget.

(By Tere Liye)