Naniek S Deyang: Ya Rabb, Kini nyawa dan darah rakyat demikian murah...

Menelan ludah pun rasanya pahit banget melihat video Naniek S Deyang: Ya Rabb, Kini nyawa dan darah rakyat demikian murah...

Catatan Naniek S Deyang:

Menelan ludah pun rasanya pahit banget melihat video-video bagaimana rakyat dihajar habis oleh petugas itu. Ya Allah kemana kami di dunia ini harus mengadu dan berlindung? Apakah jalan yang sangat-sangat pahit yang harus dilalui rakyat Indonesia?

Ya Rabb, tahun 1998 orang-orang itu berdemo untuk menjatuhkan rezim Orba yang dianggap otoriter dan kapitalis, namun tahun 2020 ini anak-anak itu atau rakyat berdemo hanya SEKEDAR AGAR BISA PUNYA NASIB BAIK. 

Tapi menjadi ironis, ternyata hanya pengin punya nasib baik di negeri sendiri pun jalannya sungguh amat  terjal dan menyakitkan yang harus diterima anak-anak bangsa.

Tahun 1998 DPR masih menjadi rumah rakyat, dan anggota DPR menjadi pelindung rakyat. Tahun 2020, rakyat justru harus melawan WAKILNYA (DPR) yang sekarang "bergandeng mesra" dengan pemerintah.

Kini nyawa dan darah demikian murah di jalan, dulu begitu ada korban bertahun-tahun lembaga yang mengatasnamakan HAM terus mencatat dan menjadikannya komoditas berita. Sekarang Komnas HAM kemana? Sejak pasca Pilpres kemarin hingga saat ini sudah banyak nyawa yang melayang di jalan. Kok Komnas HAM gak ada suaranya? Mana lembaga2 HAM internasional? 

Apakah masih ada HAM itu di negeri ini?

14-10-2020

[fb penulis]

Menelan ludah pun rasanya pahit banget melihat video -video bagaimana rakyat dihajar habis oleh petugas itu. Ya Allah...

Dikirim oleh Naniek S Deyang pada Selasa, 13 Oktober 2020
Share Artikel: