Dipimpin Erdogan, Turki Berhasil Persatukan Dunia Islam Melawan Israel
[PORTAL-ISLAM.ID] Asisten Koordinator Umum di Pusat Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial Turki (SITA), Profesor Fakhrudin Alton mengatakan, politik yang dijalankan Ankara berhasil mempersatukan dunia Islam. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan permasalahan Palestina yang berujung pada isolasi terhadap Israel.
Pernyataan itu diungkapkan Alton ketika wawancara dengan Anadolu Ajansi. Pada kesempatan tersebut, ia juga membahas KTT Darurat OKI yang digelar di Istanbul atas inisiasi Presiden Erdogan.
“Turki berhasi menyatukan barisan dunia Islam, kemudian mengirim tekanan pada Israel dalam rangka perdamaian di tanah Palestina. Dengan begitu, Israel dalam keadaan terisolasi, sampai politik konfrontatif mereka sanggup diatasi,” katanya.
Alton juga menyoroti urgensi pernyataan yang keluar dari KTT OKI tersebut. Menurutnya, “Itu jadi penting lantaran juga terdapat legalisasi Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina atas dasar wilayah 1967. Itu menyampaikan negara-negara Islam dan Turki telah mempersembahkan langkah penting untuk mewujudkan perdamaian di kawasan.”
Lebih lanjut, Alton juga menyebut langkah OKI itu menyampaikan bahwa fakta di Al-Quds tidak bergantung pada keputusan Donald Trump. “Pengumuman Al-Quds timur sebagai ibukota Palestina merupakan evolusi yang menurut sejarah, agama, budaya dan realitas politik,” tambahnya.
Selain itu, pengamat Turki tersebut juga menyoroti situasi yang menimpa Trump ketika ini. Katanya, “Trump ketika ini mendapat tekanan kuat. Itu lantaran ia mengadopsi keputusan yang bertentangan dengan aturan internasional.”
Ia melanjutkan, “Trump berupaya mengatasi polemik dalam negerinya. Untuk itu ia berusaha mencari proteksi dari kalangan Evangelis dan lobi Israel. Tapi ternyata itu malah menyeretnya kepada tantangan besar dalam politik luar negeri.”
Terkait status AS sebagai penengah, Alton menyebut negara Paman Sam itu gagal memainkan tugas sebagai sponsor perdamaian antara Palestina dan Israel. “Di kancah internasional, kini tinggal Trump sendiri bersama keputusannya. Ini akan mengurangi manuver, sehingga kemungkinan putusan itu ditarik semakin kuat,” imbuh Alton.
Alton juga menjelaskan, Washington telah kehilangan pamornya di Timur Tengah pada beberapa waktu terakhir. Katanya, “Mereka semakin terisolasi di tempat ini. Ada beberapa sebab, menyerupai perselisihan dengan Turki, eskalasi perseteruan dengan Iran, serta upaya menjaga kepentingannya melalui organisasi teroris.”
Menurut Alton, Washington berusaha mengatasi penurunan pamornya ini dengan memanfaatkan peningkatan relasi diplomatiknya dengan Arab Saudi dan Mesir. (whc/dakwatuna)
Makanya gw ngerasa sebutan "presiden" udah ga cocok buat Erdogan, lebih cocok gelar "Sultan" lantaran yang jadi perhatiannya tidak hanya Turky, tapi sudah menjangkau negara2 Muslim lainnya.— Hasmi Bakhtiar (@hasmi_bakhtiar) 23 Desember 2017